'Jais Darga Namaku' memuat kisah inspiratif hidup seorang Jais Darga sebagai seorang art dealer perempuan pertama di Indonesia. Lebih dari tiga dekade, Jais Darga menaklukkan kubu-kubu seni di berbagai kota besar dunia.
Kehadiran biografi yang ditulis oleh penyair Ahda Imran menjawab rasa penasaran semua orang tentang Jais Darga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peluncuran yang didukung oleh Titimangsa Foundation itu dikemas sebagai reriungan bersama para sahabat yang menjadi saksi mata perjalanan hidup Jais Darga. Happy Salma yang turut mendukung sejak awal penggarapan biografi menuturkan bukunya menjawab segala pertanyaan tentang sosok Jais Darga.
"Belum pernah ada art dealer perempuan pertama dari Indonesia yang berhasil menembus dunia. Dari Paris sampai New York. Bahkan Jais Darga membawa Jean Michel Basquait, Picasso, dan seniman dunia lainnya untuk berpameran di Bali," tuturnya bersemangat.
Sebanyak 517 halaman, Ahda Imran menuliskan biografi dengan sudut pandang orang pertama. Ia menuliskannya mulai dari masa remaja Jais di Bandung di periode 1970-an yang mengikuti teater dan sempat bermain film. Lalu masa di Jakarta saat mulai mengenal seni rupa.
Berlanjut ke bisnis seni rupa di Paris, London, Amsterdam, New York, Singapura, dan Hong Kong. Biografi 'Jais Darga Namaku' yang diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia (KPG) segera ada di toko buku dalam waktu dekat.