Keputusan menekuni lewat jalur sendiri terbilang langka bagi penulis muda kebanyakan. Khususnya penulis yang kerap menyelipkan pesan realisme sosialis. Aliran dalam sastra itu kerap tertuang di karya-karya sastrawan kenamaan Pramoedya Ananta Toer.
Ketika berkunjung di kantor detikHOT, Fiersa mengatakan realisme sosialis yang berarti kesadaran sosial yang terjadi di sekitarnya, diakuinya, sengaja dimasukkan dalam novel-novelnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di 'Konspirasi Alam Semesta' itu akhirnya membentuk karakter Juang yang memberontak dan nggak mau tunduk pada rezim. Ini sengaja dimasukkan ada sejarahnya, ada kondisi sosial yang memang terjadi di Indonesia," tutur Fiersa, Senin (19/2/2018).
Di buku lainnya, Fiersa juga menceritakan mengenai peristiwa pabrik semen dengan sebuah desa. Atau peristiwa hutan di Jawa Barat yang terjadi deforestasi.
![]() |
"Hal-hal seperti ini yang saya coba sampaikan ke pembaca buku saya. Cara menulis yang ringan dan sederhana seperti itu dapat menggaet pembaca muda. Saya senang menyampaikannya seperti itu, yang mudah dipahami masyarakat," kata Fiersa lagi.
Peristiwa-peristiwa tersebut, menurut pria kelahiran 3 Maret, dituliskannya biar generasi muda peduli dan mulai mencari tahu akar masalahnya. Bahkan dia sengaja menyelipkan kisah cinta anak muda sebagai bumbu.
"Ibaratkan gula itu cintanya. Saya rasa kopi yang terlalu manis itu nggak enak. Nah, kopi yang baik itu dapat memberikan kesadaran pada orang lain untuk meminumnya," ujar Fiersa menganologikan cerita cinta dalam bukunya.
Simak artikel berikutnya!
(tia/nu2)