Dari material tersebut, seniman asal Inggris itu menyusunnya menjadi sebuah karya seni. Studi awalnya adalah karya Goldsworthy yang memiliki pengembangan gaya yang unik.
Kali ini spotlight culture akan membahas mengenai seni tanah 'ephemeral' yang tak biasa dalam ranah seni rupa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengaku masa kecil sampai remaja dibesarkan di lingkungan pedesaan. "Sebagian besar waktu luang, saya menjelajahi hutan dan ladang di sekitar rumah saya, mengamati burung, dan satwa liar. Saya selalu merasa bahagia ketika berada di alam," ujarnya dilansir dari berbagai sumber, Selasa (16/1/2018).
Melalui seni alam, dia mampu menyerap ekspresi kesenian. Dia menciptakan 'Geology Squares' yang menyatukan antara bebatuan besar dan kecil yang disusun di atas sungai kecil.
Ada juga karya seni instalasi 'The Denizen of Antizen' yang disusun rapi dari batu yang terkecil, terbesar, lalu kecil lagi. Harmoni antar bebatuan tersebut menjadi daya tarik bagi pecinta seni Shilling.
Yang tak kalah menarik adalah 'Scarlet Oak Ball on Grass and on Leaves' yang disatukan Shilling menjadi bentuk bulat. Daun-daun itu disusunnya dengan rapi lalu ditaruh di tengah hutan.
Simak artikel berikutnya!