Perkenalan Anis dengan seni rupa sudah dimulai sedari dini. Namun, ketika remaja ada suatu momen yang membuka perkenalannya kembali dengan ranah seni. Guru seni rupa meminjamkan buku kumpulan karya Claude Monet.
"Saya suka sekali dengan karyanya, meski gaya drawing saya Sekarang jauh dari impresionisme ala Monet. Saat itu di pikiran saya, bagaimana cara bisa melukis seimpresif ini? Sehingga setiap hari saya berusaha meniru lukisan-lukisan Monet dengan menggunakan cat air, pastel, dan akrilik," lanjut Anis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat mendaftar kuliah pun, Anis langsung memantapkan diri memilih Seni Rupa Murni sebagai pilihan pertama. Berbagai pameran kolektif sudah dilakoninya sejak 2014 lalu. Mulai dari 'Geneng Street Art Project' di Yogyakarta, pameran perupa muda Laras Sinawang di Festival Kesenian Yogyakarta 27, Indonesia Drawing Festival 2015, hingga masuk dalam nominasi UOB Painting of the Year ke-35 di tahun 2016.
![]() |
Namun baru di 2017, Anis berhasil menang di kategori seniman pendatang baru. Lukisan bolpoin yang berjudul 'Penanda' berhasil membawanya ke penghargaan bergengsi Tanah Air dan Asia Tenggara tersebut.
"Saya masih dalam proses pencarian menampilkan 'garis' sebagai 'garis itu sendiri'. Selama ini saya masih menampilkan garis sebagai unsur arsir dari sebuah obyek," ungkap Anis ketika ditanya mengenai eksplorasi karya di tahun ini.
Simak artikel berikutnya!