Tiga Pameran Utama di Europalia Sukses Pukau Publik Eropa

Tiga Pameran Utama di Europalia Sukses Pukau Publik Eropa

Tia Agnes - detikHot
Senin, 08 Jan 2018 18:30 WIB
Tiga Pameran Utama di Europalia Sukses Pukau Publik Eropa Foto: KBRI Den Haag
Jakarta - Festival seni Europalia telah berlangsung selama 80 hari dari 104 hari yang direncanakan. Indonesia hadir sebagai negara tamu yang ke-19 di Belgia, Belanda, Inggris, Prancis, Jerman, Austria, dan Polandia. Tiga pameran utama yang digelar pun berlangsung sukses.

Tiga pameran utama di Europalia yakni 'Ancestors & Rituals', 'Archipelago: Kingdoms of the Sea', serta 'Power and Other Things'. Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid, seperti yang termuat dalam keterangan pers mengatakan Festival Europalia membawa manfaat yang banyak.

"Manfaat dari Europalia terkait dengan tujuan menjadi negara tamu yaitu memperkenalkan Bhinneka Tunggal Ika dalam wujud kesenian di Eropa," tuturnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Di pameran seni rupa modern 'Power and Other Things' memajang lukisan dan karya seni rupa lainnya dari tahun 1835 sampai sekarang. Karya seniman kontemporer seperti Agung Kurniawan di pihak Indonesia dan Wendelien van Oldenborgh di pihak Eropa, menghadirkan dialog budaya tentang perdagangan, agama, dan kebudayaan, serta juga perang dan perdamaian.

Tiga Pameran Utama di Europalia Sukses Pukau Publik EropaTiga Pameran Utama di Europalia Sukses Pukau Publik Eropa Foto: Courtesy of Tom Van Ghent


Tak hanya di Bozar, pameran juga berlangsung di Oude Kerk, Amsterdam. Perupa Iswanto Hartono menampilkan karya instalasi tentang perdebatan kolonialisme di Belanda. Jompet Kuswidananto di Macs-Grand Hornu juga berbicara tentang situs bekas pertambangan yang telah menjadi warisan dunia UNESCO di Belgia.



Selain tiga pameran utama, masih ada seni pertunjukan, musik, sastra, dan komik. Dari ikutnya seniman-seniman Indonesia ke ajang Festival Europalia semakin membuka pintu untuk berkiprah di Eropa.

"Seperti Fendry Ekel yang akan berkolaborasi dengan mantan gurunya dari Belanda di CC Strombeek, Belgia. Pemberitaan internasional yang positif juga menjadi modal untuk meneruskan perjalanan para seniman ke kancah internasional," tutup Hilmar Farid.

(tia/tia)

Hide Ads