.webp)
"Novel ini diangkat dari kisah nyata, jadi pergumulan selama 1,5 sampai dua tahun dengan orang yang namanya Lalan Maulana alias Bang Tato," ujar Fahd ketika menyambangi kantor detikHOT, Senin (27/11/2017).
Lalan Maulana merupakan sosok yang dikenalnya sudah lama. Bahkan sebelum penggarapan novel 'Angan Senja Senyum Pagi'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dia sudah berhijrah dan dulu punya masa lalu, kehidupan khas gangster dan mengendalikan sebuah kelompok geng yang cukup besar di daerah Rumpin sana tapi karena satu dan lain hal dapat momen penyadaran," tutur Fahd menceritakan.
Awalnya ketika mengenal Lalan Maulanda, Fahd hanya ingin melakukan proyek personal. "Tidak merencanakan jadi buku atau novel."
Proyek personal yang digarap Fahd akhirnya coba diluncurkan saat bulan puasa. Dia menulis 10 seri sampai Lebaran tiba. "Ternyata viral di mana-mana dan dihubungi Bentang Pustaka untuk ditulis jadi 24 bagian," katanya.
Novel yang ditulis secara fiksi namun terinspirasi dari kisah nyata itu diakuinya memang memiliki pesan deradikalisasi. Isu yang selama ini diperjuangkan Fahd.
"Saya menulisnya dari sudut orang pertama yaitu saya selama setahun. Dalam interaksi, saya menggali individunya, menggali harapan-harapannya. Saya melihat dimensi Bang Tato sebagai manusia, kadang-kadang harus diingetin yang punya impian bukan hanya kita atau pekerja kantoran. Tapi juga mereka yang mau memiliki kesempatan kedua, agar bisa berhasil dan sukses dalam hidupnya," tutup Fahd.
