Dae Buton Bikin Mural Keberagaman di Taman Pandang Istana

Dae Buton Bikin Mural Keberagaman di Taman Pandang Istana

Tia Agnes - detikHot
Selasa, 21 Nov 2017 11:20 WIB
Dae Buton Bikin Mural Keberagaman di Taman Pandang Istana Foto: Suar Artspace
Jakarta - Dinding mural yang ada di Taman Pandang Istana berhasil diperbarui dengan desain mural terbaru. Seniman Syaharuddin Ramadhan Dae Buton asal Jakarta yang terpilih membuat mural tersebut.

Namanya terpilih dari 70 aplikasi serta lebih dari 30 desain yang masuk ke tim penyelenggara sejak 6 September sampai 6 Oktober 2017. Mereka berasal dsari Palangkaraya, Medan, Surabaya, Yogyakarta, dan Bandung.

Dae Buton adalah seorang seniman mural serta desainer grafis yang juga aktif sebagai pengajar seni di beberapa galeri. Desainnya yang berjudul 'A Country of a Thousand Faces' itu menampilkan keberagaman suku yang ada di Indonesia, dengan visual dari Nias, Sunda, Jawa, Dayak, Rote, dan Asmat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



"Indonesia adalah rumah bagi semua etnis, baik suku asli maupun kaum pendatang. Semuanya adalah bagian dari kita semua. Jadi sudah selayaknya kita mensyukuri keberagaman dengan persatuan sebagai sumber kekuatan," kata Dae Buton, dalam keterangan pers yang diterima detikHOT, Selasa (21/11/2017).

Dae Buton Bikin Mural Keberagaman di Taman Pandang Istana Dae Buton Bikin Mural Keberagaman di Taman Pandang Istana Foto: Suar Artspace


Pengerjaan mural dilakukan oleh tim di bawah panduan Suar Artspace akhir Oktober lalu, jelang peringatan Sumpah Pemuda. Pembaruan mural yang menjadi kolaborasi antara PT Holcim Indonesia Tbk, CARAS Creative Placemaking, dan Suar Artspace itu desainnya fokus pada unsur tipografi modern dalam instalasi patung tiga dimensi, kutipan tokoh, dan bangku taman.

Dae Buton Bikin Mural Keberagaman di Taman Pandang Istana Dae Buton Bikin Mural Keberagaman di Taman Pandang Istana Foto: Suar Artspace


"Tema 'Menyatukan Rasa, Merasakan Satu' menjadi ekspresi yang relevan dengan tujuan taman dan kondisi negara saat ini. Kita sudah lihat dan alami sendiri, kalau persatuan bukan hal yang otomatis tapi harus diperjuangkan," tutup Direktur CARAS, Apsara Herman.

(tia/tia)

Hide Ads