Usai pementasan 'Dancing Queen', sutradara Malhamang Zamzam mengatakan tadinya mereka tidak ingin pentasnya berkonsep site-specific theatre.
"Di basement kami latihan aja seminggu dua kali. Pihak DKJ juga menyediakan lokasi di Graha Bhakti Budaya atau Teater Kecil sebagai lokasi pementasan tapi itu ruang teater yang mapan," ujar Malhamang Zamzam kepada awak media, pada Selasa (17/10) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lambat laun para pemain dan kru kelompok teater yang berdiri pada 5 Juni 1980 itu lebih memilih lokasi tersebut. "Lebih enakan maen di sini, dan mau nggak mau mengarah ke konsep site-specific theatre," ungkap Malhamang.
![]() |
Lokasi area parkir di basement Gedung Teater Jakarta sebelumnya pernah digunakan untuk gelaran Jakarta Biennale 2013. Beberapa dinding di kawasan tersebut ada mural maupun grafiti.
"Karena semuanya bermula dari basement, mau nggak mau kita bikin masalah (pertunjukan)," timpal Malhamang.
Meski tanpa ruang teater yang mapan dan panggung layaknya pertunjukan pada umumnya, para penonton yang melihat pentas sama sekali tidak merasa kesulitan. Antar satu adegan dengan adegan lainnya, penonton mengikuti gerak pemain.
Pihak Bandar Teater Jakarta pun menyiasati dengan pengait antar satu adegan ke adegan berikutnya. Namun, mereka menegaskan tidak ingin melarang penonton. "Penonton bebas duduk dan berdiri di mana saja, kita nggak boleh intervensi apapun kecuali bilang 'permisi', karena di sinilah salah satu kekuatan pertunjukan kami," pungkasnya.
(tia/doc)