Satu lukisan didominasi warna merah menyita perhatian awak media yang hadir saat media preview. Jabbar Muhammad menceritakan mengenai karya-karya yang dipajangnya kali ini.
"Karya saya yang terbuat dari kertas dan lukisan masih fokus pada persoalan identitas dan interaksi manusia. Seri Eve ini fokus pada konsep dualisme antara maskulin dan feminin," ujarnya ketika media preview di Ruci Art Space, Jakarta Selatan, Rabu (12/7) lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Konsep dualisme yang coba dilukiskan Jabbar sejak tahun 2015 itu memiliki makna tersembunyi. "Hal itu jadi menarik dan ada sumber ketegangan dan memunculkan banyak persepsi. Saya bermain persepsi terhadap apa yang dilihat pengunjung," lanjut Jabbar Muhammad.
![]() |
Pelukis yang berdomisili di Bandung itu sudah memulai seri Eve dan membicarakan soal 'tubuh perempuan' sejak 2013 lalu. Baru di tahun 2015 dia mematangkan ide dan konsepnya.
"Selesai beres S2, saya ninggalin konsep lama dan mulai proses baru. Di tahun 2005 baru matang," lanjutnya lagi.
![]() |
Meski selalu melukis wajah perempuan, tapi Jabbar mengaku pernah menggambar potret dari laki-laki. Selain Jabbar Muhammad, masih ada fotografer Deden Durahman, Kelvin Atmadibrata, dan Theresia Agustina Sitompul. Pameran kolektif 'I too am Unstranslatable' dibuka pada Jumat (14/7) di Ruci Art Space, Jalan Suryo Nomor 49, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
(tia/dar)