"Iya, saya juga diundang di Festival Europhalia November nanti," tutur Mohammad Hariyanto atau yang dikenal juga sebagai pencipta tari Ghulur, kepada detikHOT, di Komunitas Salihara, belum lama ini.
Di Festival Europhalia 2017, Mohammad Hariyanto akan menampilkan tari Ghulur namun dalam versi durasi yang lebih pendek. Material seng-seng bergelombang juga tetap dipakai oleh lulusan pascasarjana jurusan Penciptaan Seni ISI Surakarta pada 2013 lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di sana saya bukan karya panjang seperti di Salihara atau di TIM beberapa waktu lalu. Kalau nggak salah, ada empat koreografer yang juga akan pentas. Jadi waktunya dibagi hanya 15 menit dalam satu waktu," katanya lagi.
Tari Ghulur adalah karya yang terinspirasi dari kesenian Topeng Ghulur di Desa Larangan Barma, Sumenep, Madura. Ada gerakan bergulung-gulung, melompat, merayap dan gerakan lain yang dilakukan tanpa menggunakan kaki sebagai tumpuan.
Di tahun 2013, berkat 'Crossline', dia mendapatkan hibah seni dari Kelola dalam kategori Karya Inovatif. Pada 2013 ia mengikuti kolaborasi koreografer internasional Kaki Seni Art Exchange di Kuala Lumpur, Malaysia.
(tia/tia)