Bagi Sindoesoedarsono Sudjojono atau akrab disapa Pak Djon, sketsa itu sangat penting sekali. "Dengan warna terang orang bisa menipu. Dengan tema orang bisa ngibulan si-penglihat. Dengan sketsa tidak bisa orang bohong, dia tidak bisa lain dari pada bares," tulis S.Sudjono pada Oktober 1970 silam.
Memasuki bagian sebelah kiri ruang galeri, sketsa-sketsa Sultan Agung terpajang. Ada gaya duduk Sultan Agung, gaya-gaya perkelahian pasukan Jawa melawan Belanda, adegan penusukan dalam peperangan, kondisi di zaman Sultan Agung, hingga sketsa perencanaan patung-patung S.Sudjojono.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca Juga: Sketsa dan Memorabilia S.Sudjojono Dipamerkan di Bentara Budaya Jakarta
![]() |
Termasuk sketsa tentang seragam tentara Belanda. Khusus untuk lukisan 'The Battle of Sultan Agung and Jan Pieterszoon Coen', S.Sudjojono sampai meriset hingga ke Belanda.
Di sisi bagian kanan ruang galeri, terdapat lukisan 'Gerilya' yang menjadi koleksi Kompas Gramedia Group, lukisan S.Sudjojono, lukisan Rose Pandanwangi, termasuk video S.Sudjojono dan Rose ketika diwawancarai reporter asing.
Karya yang dipamerkan kali ini bukanlah karya sebelum hasil akhir (lukisan) jadi tapi sketsa telah berdiri sendiri sebagai sebuah karya. "Sketsa dianggap setara dengan lukisan dan sama-sama berkualitas," tutur Ipong.
![]() |
'Hidup Mengalun Dendang' tak hanya memamerkan sketsa-sketsa berharga milik S.Sudjojono tapi juga memorabilia bersama sang istri. Di ruang galeri yang lain terdapat momen-momen pribadi milik S.Sudjojono dan Rose Pandanwangi.
Ada sketsa yang ditorehkan S.Sudjojono ketika melihat Rose menyanyi seriosa di RRI, surat cinta yang dituliskannya dalam bahas Belanda, serta yang paling fenomenal adalah lukisan Rose Pandanwangi mengenakan gaun berwarna merah. Di dalam ruangan khusus terdapat suara bak milik S.Sudjojono yang tengah membaca surat romantis kepada istrinya.
Karya sketsa dan memorabilia S.Sudjojono dapat dilihat di Bentara Budaya Jakarta hingga 13 Juni mendatang. Jangan sampai ketinggalan ya!
Baca Juga: Cerita Sketsa Monumen Selamat Datang S.Sudjojono yang Fenomenal
(tia/dar)