Dua dekade lalu, Arundhati Roy merilis debut 'God of Small Things' yang mendorong namanya dikenal dunia. Novel tersebut mengantarkannya pada Man Booker Prize di tahun 1997, serta berhasil terjual lebih dari 8 juta kopi. Namanya pun tak hanya dikenal sebagai penulis muda tapi bintang di dunia sastra.
Novel 'The Ministry of Utmost Happiness' menurut dia membutuhkan waktu lama untuk menulis. Penerbit Penguin mengatakan novel ini dibutuhkan bagi siapapun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca Juga: Jepretan Tompi di Art Jog 10 Kritisi Perlakuan Diskriminasi
Kepada Hindustan Times, Arundhati Roy mengatakan dia kerap gemar menulis esais dibandingkan novel fiksi. "Tiap kali ada hal yang mendesak khususnya persoalan politik, saya selalu ingin menulis esais. Sedangkan menulis fiksi membutuhkan waktu yang lama dan berlapis. Bukan hanya laporan hak asasi manusia tentang berapa banyak orang yang terbunuh dan dimana. Tapi bagaimana Anda menggambarkan psikosis tentang apa yang sedang terjadi," kata Arundhati Roy.
Setelah memenangkan Man Booker Prize, dia dipuji sebagai warga negara India pertama yang memenangkan penghargaan bergengsi dunia. Dia merilis novel 'The God of Small Things' yang memenangkan Man Booker Prize tahun 1997, novelnya pun menjadi terlaris sepanjang masa.
Baca Juga: Yuk, Ngabuburit di Pameran Art Jog 10! (tia/wes)