Film dibuka dengan gambar wajah Casey (Anya Taylor-Joy, masih segar dari film horor keren berjudul 'The Witch') yang tampak bosan. Dia sedang berada dalam sebuah pesta ulang tahun temannya. Kemudian, kita melihat dua orang, Claire (Haley Lu Richardson, baru saja tampil dalam sebuah drama remaja 'The Edge of Seventeen' yang juga menarik) dan Marcia (Jessica Sula, salah satu lulusan serial Inggris, 'Skins') mengamati Casey dari kejauhan. Mereka membahas tentang betapa enggannya gadis itu untuk berbaur dengan yang lain.
Lalu, ayah Claire memaksa untuk mengantarkan mereka semua pulang. Di parkiran, ketika mereka berada di dalam mobil, seorang pria tidak dikenal (James McAvoy) masuk. Mereka heran. Pria tersebut menyemprot remaja-remaja itu hingga pingsan. Kemudian layar berubah menjadi gelap dan kita disuguhi opening credits film ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat Claire dan Marcia heboh bahwa mereka bangun di sebuah ruangan bawah tanah yang asing, Casey, seperti pemburu ahli memperhatikan gerak-gerik Kevin dengan baik dan menggunakan kepribadian ganda Kevin sebagai jalan keluar. Sayangnya, tidak ada yang memperingatkan mereka tentang apa yang akan terjadi berikutnya.
Setelah merilis beberapa film yang mendapatkan respons "anyep", berturut-turut mulai dari 'Lady In The Water', 'The Happening', 'The Last Airbender' dan 'After Earth', Shyamalan mulai dicap sebagai sutradara basi. Sebenarnya semenjak 'Unbreakable', film-film Shyamalan mulai dihindari. 'Signs' memang sukses secara komersial, namun twist ending-nya terlalu menggelikan untuk dibahas. 'The Village' sementara itu meskipun atmospheric dan memberikan adegan-adegan yang cukup mencengangkan, ending-nya juga lumayan lemah walaupun tidak separah yang lain.
Kebangkitan kembali Shyamalan dimulai dengan mockumentary horror pada 2015 berjudul 'The Visit'. Film sederhana yang menceritakan tentang liburan dua orang cucu di rumah kakek-nenek mereka itu ternyata berhasil membuat banyak orang ketakutan dan menjerit. Adegan-adegan yang menyeramkan dan suasana tidak nyaman berhasil dibuat Shyamalan dengan mudah. Berkat 'The Visit', 'Split' menjadi sebuah tontonan yang cukup dinantikan.
Untunglah, 'Split' tidak mengecewakan. Alih-alih berpegang pada twist ending yang biasanya menjadi andalannya, Shyamalan kini fokus kepada storytelling. Fokusnya hanya pada karakter Dennis dan Casey. Dan, keduanya berhasil menampilkan plot yang menarik. Shyamalan tak hanya berhasil membuat penonton penasaran dengan apa yang akan terjadi dan apa yang akan dilakukan oleh si tokoh utama. Tapi, juga membuat penonton berharap agar si protagonis bisa selamat dari cengkeraman maut.
Anya Taylor-Joy menunjukkan bahwa dia bisa mengucapkan emosi hanya dengan tatapan. Tapi, 'Split' adalah panggungnya James McAvoy. Di sini dia diberikan ruang untuk melakukan apa yang dia mau. Dan, dia menggunakannya dengan kemampuan yang paling prima. Dalam satu shot, McAvoy bisa berganti-ganti karakter dari anak kecil, perempuan dan seorang laki-laki yang mempunyai kecenderungan untuk melakukan kekerasan. McAvoy-lah yang akhirnya membuat 'Split' menjadi gemilang.
Dipadu dengan gerakan kamera yang teliti dan membuat Anda merinding, musik yang pas dan penyutradaraan Shyamalan yang sekarang kembali ke posisi prima, 'Split' adalah sebuah thriller psikologis yang bisa Anda harapkan dari seorang maestro suspense. Film ini menegangkan, rapi dan tak basa-basi untuk mengejutkan Anda. Buat penyuka film penggedor jantung, 'Split' jelas tak bisa dilewatkan.
Candra Aditya penulis, pecinta film. Kini tengah menyelesaikan studinya di Jurusan Film, Binus International, Jakarta.
(mmu/mmu)