"Soalnya gue lihat di laptop gue, project-projectnya tuh ada yang cuma setengah jadi, ada yang cuma reff-nya doang, ada yang cuma ujungnya doang," ujarnya bercerita mengenai awal mula ia membuat album berisikan12 lagu tersebut.
Ia pun bercerita bahwa keputusan tersebut justru datang ketika dirinya sedang mengikuti program pertukaran pelajar ke Jerman dari kampusnya. "Selama exchange di sana, gue di Jakarta udah mikir, bawa alat rekaman gak ya. Akhirnya gue bawa, bawa mikrofon, bawa speaker, bawa sound processor semua gue bawa," cerita pria kelahiran Jakarta, 2 Agustus 1994 ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Rencana awal Nayaka yang hanya ingin membuat kompilasi lagu-lagunya tersebut pun berubah jadi rencana untuk membuat sebuah album. "Akhirnya gue decide untuk bilang ke semua orang untuk gue pengen ngeluarin album, biar gue ada motivasi untuk ngelarin ini semua," ujar mahasiswa Universitas Bina Nusantara ini lagi.
Ketika ditanya adakah keinginan untuk membuat album baru lagi, Nayaka mengungkapkan bahwa ia sangat ingin untuk memproduksi album kembali. Baginya, membuat album adalah salah satu hal yang membuatnya termotivasi untuk menyelesaikan lagu-lagu yang ia kerjakan.
"Karena itu sih yang bikin gue termotivasi terus. Kalau misalkan gue nggak ada apa-apa, ya kan leha-leha, gak produktif," ujarnya.
![]() |
"Dari situ gue kayak, wah, berarti ada juga yang di luar circle gue yang dengerin musik gue. Ya, itulah salah satu yang bikin gue motivated untuk terus bikin musik. Kaya orang appreciate what I'm doing. It's fun," katanya.
(srs/mmu)