Tintin Wulia Tampilkan Dua Karya Terbaru di Art Basel Hong Kong 2016

Spotlight

Tintin Wulia Tampilkan Dua Karya Terbaru di Art Basel Hong Kong 2016

Tia Agnes - detikHot
Rabu, 23 Mar 2016 14:25 WIB
Foto: Dok.Tintin Wulia
Jakarta - Nama Tintin Wulia menjadi salah satu dari 16 seniman yang ambil bagian dalam  'Encounters' di Art Basel Hong Kong 2016. Seniman asal Indonesia yang diwakilkan oleh Osage Gallery tersebut menampilkan dua karya terbarunya.

'Encounters' adalah persembahan dari seniman terkemuka di seluruh dunia yang dikurasi oleh Alexie Glass-Kantor. Maka, Tintin memajang ' Five
Tonnes of Homes and Other Understories' (2016, mixed-media, dimensi variabel). Yakni, sebuah artefak yang digarapnya selama satu tahun.

"Saya mengumpulkan limbah kardus yang ada di sekitar Central Hong Kong. Enam belas bal limbah kardus yang masing-masing beratnya mencapai 350 kilogram dan membentuk instalasi yang spiral," ujarnya, Rabu (23/3/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tintin diketahui mulai mengerjakan karyanya sejak awal 2015 dan menghabiskan waktu dengan pekerja rumah tangga Filipina di sebuah rumah kardus sementara di kawasan tersebut.

Karya keduanya merupakan bagian dari sektor film yang dikuratori oleh Li Zhenhua. Berjudul 'Proposal for a Film: Within the Leaves, a Sight of the Fores (2016, HD, colour, stereo, 25'30"). Ia bermain dengan ide-ide fraktal, siklus, dan (re)generasi antara limbah kardus yang ada di jaur pantai di Sheung Wan ke Heng Fa Cheun dan membayangkan masa depan-masa lalu di Mars.



"Enam episode singkat dari film saya tampilkan di project kali ini," tambahnya.

Selain itu, Tintin akan berbicara dalam sebuah panel diskusi di Art Basel's Salon (Encounters: New Materiality) and Art Central's Roundtable x 4A (City as Muse: Feedback, Dissonance and the Politicized Gesture).

Ke depannya, proyek dari 'Cardboard Lives On' bakal ditampilkannya solo di Osage Gallery pada Juli 2016 mendatang. Tintin telah berpartisipasi di beragam pameran seni, biennale, dan triennale. Seperti di antaranya Sharjah Biennale (2013), Jogja Biennale (2013), Asia Pasific Triennale (2012), Gwangju Biennale (2012), Moscow Biennale (2011), Jakarta Biennale (2009), Yokohama Triennale (2005), dan Istanbul Biennale (2005). Karyanya pun tersebar di banyak ruang publik dan koleksi pribadi di Australia, Asia, Eropa, dan Amerika Utara. Termasuk karyanya yang menjadi koleksi permanen dari Queensland Art Gallery/Gallery of Modern Art, He Xianing Art Museum, Singapore Art Museum, dan lain-lain.

Lulusan Arsitektur Universitas Parahyangan ini juga memiliki gelar sarjana di bidang musik untuk scoring film dari Berklee College of Music, Boston. Gelar teranyar yang baru saja didapatkannya di tahun 2014 adalah doktor dalam bidang Seni dari RMIT University, Melbourne. Dia pernah menghasilkan karya dalam bentuk video, mural, obyek, teks, instalasi, dan performing arts.


(tia/mmu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads