Pameran dibuka pada 15 Oktober lalu dengan performing arts 'Benang Merah dan Daun' oleh Yustoni Voluntero (Indonesia). Serta penampilan 'Handpan' dari Edmund Leung (Hong Kong)
Dalam keterangan persnya, Senin (19/10/2015), mereka bekerja dengan ekspresi dan spontan berkarya yang unik. Karya-karyanya menyimbolkan cara para seniman bertahan hidup.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti seniman Bob Yudhita Agung merupakan seniman asal Yogyakarta yang terpengaruh oleh Jean-Michel Basquiat, musik, dan tato. Di tahun 1994, ia pernah meraih penghargaan Affandi.
Sedangkan Sin Sin Man percaya seni seharusnya berada di keseharian hidup manusia. Kecintaannya pada tekstil dan bentuk 3Dimensi, membawanya pada perjalanan menjelajah ke berbagai tempat termasuk berkolaborasi dengan pengrajin lokal. Ia juga berkarya menggunakan patung dan seni instalasi.
Nama S.Teddy Darmawan sudah tidak diragukan lagi di ranah seni rupa. Pria kelahiran Padang ini belajar seni lukis di ISI Yogyakarta. Karya-karyanya mencerminkan gambar dari kerabat, keluarga bahkan binatang yang sangat dicintainya dan juga simbol dari militer.
'Survivors' digelar dari 15 Oktober sampai 21 November 2015 mendatang di Sin Sin Fine Art, Hong Kong!
(tia/tia)