Bagi Maudy Koesnaedi, berada di belakang layar sebuah pertunjukan teater merupakan nilai plus tersendiri. Kini, ia vakum di panggung teater dan asyik menjadi produser.
Hal tersebut dijalaninya karena Maudy cinta dengan budaya Betawi. "Saya terima apa adanya. Susah, senangnya. Baik buruknya kita jalanin dan rasanya memang rame banget," katanya saat temu media pertunjukan 'Jawara' di Galeri Indonesia Kaya, Kamis (15/10/2015) lalu.
Terakhir kali bermain teater bersama dengan anggota Teater Abnon Jakarta ketika lakon 'Doel: Antara Roti Buaya dan Burung Merpati' pada 2010 lalu. "Itu saja saya sudah ngos-ngosan. Sekarang produser aja, deh!" pungkasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak 2009, Maudy menjadi pengasuh sekaligus produser bagi setiap pertunjukan Teater Abnon. Proyek berbasis komunitas ini kerap mengangkat budaya Betawi dari sisi yang berbeda.
Menurutnya, lakon yang diangkat dari Betawi itu bukan hanya persoalan melestarikan. "Tapi gimana saya mengajak generasi muda belajar menjadi generasi yang menghargai proses, bukan genetasi instan dan potong pintas."
Teater Abnon sendiri sudah berdiri selama 6 tahun. Hingga saat ini, Teater Abang None Jakarta telah memproduksi 9 pertunjukan mulai dari "Cinta Dasima” (2009), “Doel: Antara Roti Buaya dan Burung Merpati, Kembang Parung Nunggu Dipetik” (2010), “Sangkala 9/10” (2011), “Soekma Djaja” dan “Topeng Betawi Jaya Bersama” (2013), “Lenggak Lenggok Jakarta” dan “Topeng Jakarta Jaya Raya” (2014), “We Love Mpok Nori” yang dipentaskan di Galeri Indonesia Kaya pada perayaan ulang tahun kota Jakarta pada tahun 2015. Serta yang terakhir yaitu “Jawara” yang akan dipentaskan mulai 24-25 Oktober 2015 mendatang di Gedung Kesenian Jakarta.
(tia/tia)