.webp)
Seniman Indonesia yang bekerja di Basel, Swiss, Eddie Hara punya ungkapan yang selalu diingatnya dalam menciptakan karya seni. Yakni, tak ada yang salah saat seorang seniman membuat gambar yang berbeda dari skesta awal.
Ungkapan tersebut terus diingatnya hingga sekarang. Dalam 'Wrong Line does Matter' berukuran 152 x 113 sentimeter, Eddie kembali menerapkan konsep tersebut.
"Di bagian atas kanvas, saya salah membuat garis. Jadi ya sudah tinggal ditambahi saja, karena nggak ada yang salah dalam seni," ucapnya terkekeh ketika ditemui detikHOT di Dia.Lo.Gue Artspace Kemang, belum lama ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di dalam lukisan tersebut, tentu saja Eddie memberikan simbol-simbol yang menjadi ciri khasnya. Gurita berkepala tengkorak itu menambah penjabaran visual di atas kanvas.
Eddie seperti ingin membentuk komunikasi dari adaptasi visual yang diambilnya langsung dari hasil merekam gambar selama 10 tahun belakangan. Warna-warnanya pun seakan memberkan ketegasan dan saturation diterapkan dalam kanvasnya.
Eddie Hara yang kini menetap dan bekerja di Swiss merupakan lulusan ISI Yogyakarta dan lulusan Akademie voor Beeldende Kunst Enschede (AKI), Belanda. Ia dianggap mengawali gaya low brow di atas kanvas.
Simak: Happy Salma Luncurkan Buku Biografi 'The Warrior Daughter'
Di tahun 1988, Eddie pertama kali menggelar pameran tunggal di Galeri Seni Cemeti Yogyakarta, yang saat itu masih mengontrak dua ruang kecil di Jalan Ngadisuryan, kawasan jeron beteng Keraton Yogyakarta.
Karya-karyanya pernah dipamerkan di Kuba, Prancis, Jerman, India, Indonesia, Belanda, dan Swiss. Eksibisi 'This is Not Street Art' masih ada sampai 10 September 2015 di Dia.Lo.Gue Artspace Kemang!
(tia/ron)
