Puluhan hits Jikustik banyak yang berasal dari aksinya sejak berjalan 1997 silam. Sebut saja 'Setia', 'Menangis Semalam', 'Pandangi Langit Malam Ini', '1000 Tahun Lamanya' termasuk yang terbaru 'Selamat Malam Dunia'.
Sampai tahun 2008, anak band yang kini berusia 37 tahun itu memutuskan hengkang dari Jikustik dan bersolo karier. Tak lama, dia bersama Ariyo Wahab, Baim dan Nugie membentuk band bernama The Dance Company.
Baca Juga: Bentuk Formasi Baru, Bagindas 'Merindukan Kasih Sayang'
Tidak lagi sebatas personel band, Pongki lantas menjelman menjadi produser, hits maker sampai bisa dikatakan aktivis di industri musik nasional. Dengan prinsip yang dianutnya, Pongki tidak hanya sukses secara keindahan bermusik, tapi juga bisnis.
"Saya nggak paham idealisme nggak jualan dan idealisme jualan. Prinsip saya, kalau saya suka, orang lain juga harus suka lagu saya. Di situlah kemudian ada analisis marketing, berapa banyak orang yang suka lagu saya," ujar Pongki saat berbincang bersama detikHOT, beberapa waktu lalu soal idealisme bermusiknya.
Tapi, bagaimana bisa seorang Pongki Barata bisa menyeimbangkan prinsipnya sebagai seniman dan juga pebisnis? Apalagi banyak orang yang mengatakan kalau dua elemen itu tidak akan pernah bisa berjalan bersama. Rahasia itu yang akan dibagi Pongki dalam gelaran acara detikcom bertajuk d'Preneur Spesial Surabaya.
Bertempat di Hall B Dyandra Convention Centre, Minggu (14/6/2015) mendatang, Pongki membagi rumus berkariernya di acara 'Workshop Music' d'Preneur Spesial Surabaya, pukul 12.30 WIB. Jangan ragu untuk datang, karena d'Preneur Spesial Surabaya tidak dipungut bayaran alias gratis. Lebih lengkap tentang d'Preneur Spesial Surabaya, klik di sini. Jangan sampai ketinggalan ya! (mif/mmu)











































