Lukisan Diponegoro Abad ke-19 yang Direstorasi Ungkap Sejarah Baru

Lukisan Diponegoro Abad ke-19 yang Direstorasi Ungkap Sejarah Baru

- detikHot
Jumat, 06 Feb 2015 17:29 WIB
Jakarta - Ketika sedang belajar melukis di Belanda, Raden Saleh gusar karena melihat lukisan 'Penyerahan Diri Diponegoro' karya Nicolaas Pieneman. Di lukisan Pieneman, tampak Diponegoro menyerahkan diri dan memberikan seluruh persenjataan kepada Belanda.

"Sebenarnya tidak seperti itu. Raden Saleh membuat lukisan dengan simbol-simbol yang berbeda. Ini menimbulkan sejarah baru yang terungkap," kata sejarawan Inggris Peter Carey di Galeri Nasional, semalam.

Perbedaan yang dimaksud terletak pada simbol senjata yang terdapat di lukisan Pieneman. Peter melanjutkan jika saat terjadi peristiwa penangkapan Diponegoro tersebut sedang bulan puasa Ramadhan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca Juga: Open Call! Pameran Seni Rupa Mahasiswa Indonesia 2015


"Taktik dari anak buah Belanda yang membohongi Diponegoro. Ia ingin negoisasi dan setuju tanpa senjata dan pengawalan. Saat datang malah ditangkap," tutur Peter.

Oleh karena itu, Raden Saleh membuat lukisannya berjudul 'Penangkapan Pangeran Diponegoro' bukan 'Penyerahan Diri Diponegoro' seperti yang dilukis oleh Pieneman. Wajah tentara Belanda pun sengaja dibuatnya lebih besar dibandingkan lukisan Pieneman. Serta wajah orang kepercayaan Diponegoro yang ternyata membohongi dirinya, digambarkan menghadap ke depan lukisan, bukan ke Diponegoro maupun Jenderal de Kock.

Baca Juga: Jubah Pangeran Diponegoro Batal Dipamerkan di Galeri Nasional


Karya legendaris dari pelukis maestro Raden Saleh ini dihadiahkan kepada Raja Willem III. Kritik dan sindiran tersebut selama ratusan tahun berada di negeri Kincir Angin. Hingga pada 1978 Ratu Juliana mengembalikan ke Indonesia dan disimpan di Istana Negara.

Kini, lukisan 'Penangkapan Pangeran Diponegoro' menjadi hightlight dari pameran 'Aku Diponegoro: Sang Pangeran dalam Ingatan Bangsa' di Galeri Nasional, Jakarta Pusat. Lukisan ini pernah mengalami restorasi dua kali dan dua tahun direstorasi kembali oleh ahli restorasi Jerman Susanne Erhards.

Ia didatangkan langsung dari kantor biro restorasi KĂśln Gruppe oleh pusat kebudayaan Goethe Institut Jakarta. Selain itu, terdapat dua lukisan lagi yang direstorasi yakni 'Harimau Minum' yang ada di Istana Bogor dan 'Dutch colonial troops patrolling Mount Merapi and Merbabu' (Tentara Belanda Berpatroli Gunung Merapi dan Merbabu) milik pengusaha Hashim Djojohadikusumo.

Eksibisi ini digelar pada 6 Februari sampai 8 Maret 2015 mendatang.

Gara-gara Di-bully, Remaja Sekolah Bikin Komik

(tia/mmu)

Hide Ads