The Brave One: Apa yang Ditakutkan?

Review Film

The Brave One: Apa yang Ditakutkan?

- detikHot
Rabu, 12 Sep 2007 13:39 WIB
Jakarta - Jodie Foster coba pulih dari trauma akibat dihabisi preman dan kehilangan kekasih tercinta. Dalam ketakutan ia bertahan di tengah kejamnya kota besar. Ia menempuh jalan salah demi kebenaran.Kisah ini dimulai saat Erica Bain (Jodie Foster) kehilangan calon suaminya, David (Naveen Andrews). Sore itu Erica, David dan anjing mereka berjalan-jalan di taman. Hingga 3 orang preman mencegat mereka dan menghabisi keduanya. David kehilangan nyawanya sementara Erica tak sadarkan diri selama 2 minggu di rumah sakit.Kepergian David menyisakan trauma selepas Erica pulih. Ia bahkan tak berani menginjakan kaki meninggalkan rumah. Sementara Erica yang seorang pengasuh acara radio itu harus berhubungan dengan dunia.Dengan segenap keberaniannya, Erica memutuskan untuk melawan keadaan. Berbekal sebuah pistol yang dibelinya secara ilegal, Erica coba kembali ke kehidupan normalnya.Tapi ternyata tak semudah itu. Ibu kota memang kejam dan berkali-kali Erica harus berhadapan dengan keadaan yang tidak menguntungkan. Secara tak sengaja, Erica mulai jadi pembunuh. Menumpas para penjahat yang mengancam nyawanya.Hingga ia bertemu Detektif Mercer (Terrence Steenburger). Erica memburu pembunuh David dan ia ingin menghabisi mereka dengan nyawanya sendiri. Berteman dengan seorang detektif hebat rupanya tidak menguntungkan Erica. Sanggupkah ia menuntaskan balas dendamnya? Erica memang tak gentar, bahkan ia terlalu berani melawan rasa takutnya, tapi benarkah jalannya?Secara keseluruhan film ini mampu menyuguhkan ketegangan yang berbeda. Ketegangan dibalut sisi feminis seorang wanita yang menjadi pemberani padahal tidak. Di film ini Jodie Foster juga sanggup menuai decak kagum akibat performanya yang luar biasa belum lagi gayanya.Alur ceritanya pun tak terlalu berat. Didukung dengan pengambilan gambar yang nyaris tanpa cacat. Sutradara Neil Jordan bahkan sesekali menambahkan adegan memilukan dengan adegan sensasional dalam satu waktu.Semua orang punya ketakutan, tapi rasa itu masih bisa dihadapi selagi punya keinginan besar. Bukan kenapa kita harus berani tapi apa yang kita takutkan? (yla/yla)

Hide Ads