Bukan kebetulan jikalau film terbaru sutradara aksi terkenal Korea, Ryoo Seung-wan, menempatkan perempuan di tengah-tengah aksi. Mungkin ia mau mencoba hal yang baru atau mungkin ia mendengarkan komentar banyak penonton film-filmnya yang rata-rata terlalu condong ke tokoh laki-laki. Apapun alasannya, Smugglers, film terbarunya adalah sebuah hiburan yang menegangkan dengan pesan yang tepat sasaran.
Ber-setting di sebuah kota kecil era 80-an, Smugglers bercerita tentang para "haenyeo". Kalau Anda menonton drama korea Our Blues, Anda mungkin akan familiar dengan pekerjaan ini. Mereka adalah perempuan yang pergi ke laut dan menyelam untuk menangkapi kerang dan binatang laut lainnya.
Masalahnya, pabrik di dekat laut menyiram lautan dengan limbah seenak jidat sehingga ikan-ikan dan hewan laut lainnya mati membusuk. Dua sahabat sekaligus partner in crime Jo Chun-ja (Kim Hye-soo) dan Oh Jin-sook (Yum Jung-ah) memikirkan bagaimana caranya untuk bertahan bersama kawan-kawan mereka.
Kemudian sebuah tawaran muncul. Ada kapal yang sengaja menjatuhkan barang mereka agar tidak terendus bea cukai. Baik Chun-ja maupun Jin-sook mendapatkan tawaran untuk mengambil barang-barang ini dengan bayaran yang setimpal. Awalnya tentu saja semuanya berjalan dengan sangat baik sampai akhirnya tragedi terjadi yang melibatkan darah dan laki-laki berseragam.
Baca juga: Review Dream: Mimpi-mimpi yang Mengharukan |
Sementara Jin-sook berakhir di balik jeruji besi, Chun-ja menghilang. Beberapa tahun kemudian mereka bertemu lagi dan kali ini semuanya berubah. Seorang penyelundup kelas kakap, Sersan Kwon (Zo In-sung) ikut bermain bersama mereka. Kegilaan apa lagi yang akan mereka hadapi?
Bagi Anda pecinta caper films ala Ocean's Eleven (atau kebanyakan film-film Soderbergh), Smugglers akan memuaskan Anda. Film ini didesain untuk membuat Anda duduk dengan tenang dari awal sampai akhir. Plotnya sederhana tapi kompleks, karakter-karakternuya mudah untuk dipahami semua motivasinya dan secara presentasi film ini sama sekali tidak melakukan.
Bersama penulis Kim Jeong-yeon, Seung-wan sengaja membuat pondasi yang kuat di awal film. Alasan kenapa dia berlama-lama di babak pertamanya adalah karena ia ingin penonton paham seberapa kompleks hubungan antara Chun-ja dan Jin-sook. Mereka lebih dari sekedar sahabat.
Tanpa berbicara mereka bisa berkomunikasi dengan satu sama lain. Kedekatan ini-lah yang menjadikan drama diantara keduanya menjadi salah satu poin yang emosional dalam film ini. Smugglers memang sengaja menaruh semua kartunya di meja sebelum akhirnya menggila di menit-menit terakhir.
Seperti kebanyakan caper films, film ini (seperti karakter utamanya) selalu bergerak selangkah lebih maju. Ketika saya memikirkan A, film ini langsung menipu saya dan menunjukkan rencana berikutnya. Intrik dan tipu muslihat yang dilakukan oleh karakter-karakternya ini tidak hanya membuat karakter penjahatnya menjadi pusing tapi juga menjadikan Smugglers selalu seru setiap
menitnya.
Sebagai sutradara yang melahirkan film-film beken seperti The Unjust, The Berlin File, Veteran, The Battleship Island sampai yang terakhir Escape From Mogadishu, Seung-wan tentu saja selalu mahir dalam merangkai adegan. Dalam Smugglers, ia memamerkan kemampuannya merangkai berbagai adegan aksi di bawah laut. Dari adegan sederhana seperti mengambil barang sampai adegan laga, Seung-wan dengan gagahnya merekam sekuens tersebut di bawah laut.
Hasilnya adalah sebuah pencapaian yang mengagumkan. Dengan barisan pemain yang tiada duanya, Smugglers adalah sebuah tontonan asyik yang bisa dinikmati semua orang. Film ini bisa jadi sekedar hiburan tapi saya yakin, Anda akan merasakan kuatnya solidaritas para perempuan yang ada di film ini. Tonton beramai-ramai, Smugglers akan menjadi pengalaman
sinematik yang tak akan terlupakan.
Smugglers dapat disaksikan di jaringan CGV, XXI, Cinepolis, Flix dan jaringan bioskop lainnya.
Candra Aditya adalah seorang penulis dan pengamat film lulusan Binus International.
Simak Video "'Smugglers' Borong Piala di Blue Dragon Film Awards ke-44"
(ass/ass)