Review The Point Men: Aksi Menyelamatkan Sandera

ADVERTISEMENT

Review The Point Men: Aksi Menyelamatkan Sandera

Candra Aditya - detikHot
Rabu, 01 Feb 2023 20:30 WIB
The Point Men
Review The Point Men: Aksi Menyelamatkan Sandera. (Foto: Instagram)
Jakarta -

The Point Men dibuka tanpa basa-basi. Penonton diberi visual sebuah bus di tengah jalan yang gersang dengan color grading warna kuning (untuk menjelaskan bahwa film ini setting-nya di Timur Tengah) sebelum akhirnya mereka bertemu dengan Taliban. 23 orang langsung ditangkap dan membuat seluruh Korea bergetar.

Bahkan dari pertama kemunculannya, diplomat Jung Jae-ho (Hwang Jung-min) langsung berteriak-teriak dan panik. Dia bingung bagaimana bisa ada warga Korea yang bisa pergi ke daerah konflik. Bayangkan Afganistan tahun 2007. Anda pasti bisa memahami seberapa paniknya Jung Jae-ho. Ia pun mewakili negara langsung pergi ke Afganistan untuk menyelamatkan orang-orang ini sebelum Taliban memenuhi janjinya yaitu mengeksekusi sandera mereka satu per satu.

Park Dae-sik (Hyun Bin), seorang agen National Intellegence Service dibebaskan dan diharapkan bisa membantu negara. Park Dae-sik lumayan berpengalaman dengan krisis semacam ini meskipun kasus terakhir membuatnya trauma. Meskipun ia kelihatannya sangar dan urakan, tapi ia tahu siapa yang harus dihubungi dan apa yang harus dilakukan.

Film bergenre thriller tentang dua karakter yang mempunyai pendekatan yang berbeda dalam menghadapi krisis selalu menarik untuk disaksikan. Dengan embel-embel 'berdasarkan kisah nyata' dan pemain Korea papan atas seperti Hwang Jung-min dan Hyun Bin, The Point Men dari awal jelas sudah mencuri perhatian. Setengah jam pertama The Point Men cukup menyenangkan, mengingatkan saya akan thriller-thriller Hollywood yang khas. Tapi sayangnya, penulis Ahn Yeong-su dan sutradara Yim Soon-rye tidak menekan pedal gas untuk membuat film ini melesat.

Sebenarnya secara plot, The Point Men sudah melakukan hal yang benar. Pengenalan karakternya cukup dinamis, konfliknya pun jelas. Menyaksikan Jung Jae-ho frustrasi karena birokrasi pemerintahan yang ruwet cukup memberikan motivasi yang jelas bagi karakternya untuk nanti memilih jalur 'liar' bersama karakter yang dimainkan Hyun Bin. Tapi bahkan setelah keruwetan ini, The Point Men lebih memilih untuk bertele-tele daripada benar-benar menyajikan ketegangan.

Tidak semua film bergenre macam ini memang harus menjadi sebuah film action yang bergantung pada set pieces. The Point Men menyajikan satu adegan kejar-kejaran yang lumayan memuaskan. Tapi sayangnya hal tersebut tidak cukup. The Point Men kurang berhasil memberikan urgensi yang sangat dibutuhkan genre ini, sehingga adegan klimaksnya jadi kurang menohok. Padahal jika ini dilakukan dengan baik, konfrontasi antara Jung Jae-ho dengan pemimpin Taliban akan terasa memuaskan. Hwang Jung-min untungnya memainkan karakternya dengan baik, sehingga mudah bagi saya untuk peduli dengan karakternya.

Hwang Jung-min memiliki kemampuan yang sangat baik untuk membuat karakternya meyakinkan dan loveable. Sayangnya, hal yang sama tidak bisa diucapkan untuk Hyun Bin. Superstar yang satu itu memang tidak bermain buruk, tapi karakternya terlalu tipis untuk membuatnya bersinar. Berbeda sekali dengan apa yang ia tampilkan di Confidential Assignment 2 kemarin, Hyun Bin di sini seperti kebanyakan berdiri dan berpose.

Salah satu hal yang juga membuat The Point Men agak membingungkan adalah tone-nya yang kurang jelas. Apakah ini film serius atau komedi? Kalau memang The Point Men ingin membuat komedinya nge-blend, ia kurang berhasil karena banyak momen yang melibatkan Qasim (Kang Ki-young) yang justru menjadi stand out lantaran adegannya menjadi terlalu lucu. Qasim adalah karakter yang menyenangkan dan Kang Ki-yong memainkan karakter ini dengan terlalu baik. Tapi di adegan yang krusial, kelucuan Qasim jadi mengurangi tensi yang ada.

Sebagai sebuah hiburan The Point Men memang bukan hal yang buruk. Film ini tidak membosankan sama sekali. Hwang Jung-min dan Hyun Bin selalu asyik untuk disimak. Presentasi audio visualnya juga top notch. Tapi begitu lampu dinyalakan, saya merasa bahwa film ini seperti masakan yang kurang sedikit bumbu untuk menjadikannya santapan yang tak terlupakan.

The Point Men dapat disaksikan di jaringan CGV, Cinepolis, Flix dan bioskop lainnya.



Simak Video "'The Point Men' Jadi Film Terlaris Sepanjang Liburan Imlek di Korea"
[Gambas:Video 20detik]
(mau/mau)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT