The Unbearable Weight of Massive Talent: Tak Ada yang Lebih Hebat dari Nicolas Cage

Candra Aditya - detikHot
Jumat, 22 Apr 2022 21:26 WIB
(Foto: dok. Lionsgate Films) The Unbearable Weight of Massive Talent
Jakarta -

Ada yang bilang dia aneh, ada yang bilang dia selalu tampil hiperbola, ada yang bilang dia sungguh magnetik. Apapun kata orang, tapi hampir semua pecinta film setuju: Nicolas Cage adalah dewa.

Mungkin sebagai aktor Hollywood, Cage tidak selektif seperti Tom Cruise, Brad Pitt, dan kawan-kawan. Tapi ketika Anda menonton filmnya, se-absurd apapun filmnya, Cage selalu tampil total. Dia tidak pernah berhenti untuk bereksplorasi. Dan itulah sebabnya The Unbearable Weight of Massive Talent menjadi salah satu komedi aksi yang perlu Anda saksikan.

Di film ini Nicolas Cage memerankan versi fiksi dari dirinya sendiri, seorang Nicolas Cage yang sangat narsis, dia tidak bisa mencegah dirinya sendiri untuk jadi fokus perhatian. Pertemuan dengan sutradara di awal film membuatnya gagal mendapatkan peran yang ia inginkan karena Cage tidak bisa menahan dirinya untuk pamer akting. Sesi terapi bersama putrinya Addy (Lily Sheen) menjadi tempat pertunjukan dimana Cage pamer atas selera filmnya yang bagus.

Dengan karier yang stagnan dan hobinya menghambur-hamburkan uang (Cage tinggal di hotel selama setahun), ia akhirnya memikirkan untuk pensiun. Tapi sebelum itu ia menerima tawaran dari agennya, Richard Fink (Neil Patrick Harris), untuk datang sebagai tamu undangan seorang fanboy kaya raya yang mau memberinya uang satu juta dollar hanya untuk datang ke acara ulang tahunnya.

Ditulis oleh sutradara Tom Gormican bersama Kevin Etten, The Unbearable Weight of Massive Talent benar-benar dibuka dengan adegan dramatis Con Air. Tidak hanya untuk mengingatkan penonton bahwa Cage dulunya adalah seorang bintang yang terang benderang di dekade 90-an, tapi film-filmnya selalu mempunyai tempat di hati penonton. The Rock, Gone In 60 Second, Face/Off, dua jilid National Treasure adalah film-film yang meskipun dibuat untuk menghibur, ia akhirnya memberikan kenyamanan yang ngangenin.

Meskipun Gormican dan Etten tidak memaksimalkan premis mereka yang sudah luar biasa (dengan premis seperti itu, mereka bisa main segila apapun yang mereka mau), film ini lumayan menghibur karena selain Cage sangat tahu bagaimana cara mengolok-ngolok dirinya sendiri, Javi yang diperankan oleh Pedro Pascal adalah karakter manis yang membuat film ini terasa seperti sebuah surat cinta yang tulus. Bahkan tanpa plot penculikan dan aksi kejar-kejaran di babak ketiga, The Unbearable Weight of Massive Talent tetap sangat menghibur karena baik Javi dan Cage tinggal dalam fantasi mereka berdua yang sangat absurd. Menyaksikan dua orang yang sangat halu ternyata adalah hiburan yang sungguh menyenangkan.

Bagian yang justru agak mengurangi nilai keseluruhan film ini adalah sebagai film aksi, dia sangat lunak. Bahkan dibandingkan dengan film-film Cage zaman dahulu, bagian aksi dan intrik mata-matanya sangat dipermukaan. Kalau saja Gormican memperbanyak adegan Cage yang melakukan kesalahan seperti yang ia lakukan di pesta ulang tahun Javi, mungkin film ini akan menjadi jauh lebih menyenangkan. Di bagian babak ketiga, Gormican memang sempat menghadirkan kejutan dengan membuat karakter Olivia (Sharon Horgan) yang ceritanya merupakan mantan istri Cage menjadi penting. Tapi itu tidak diikuti dengan twist lain.

Sebenarnya ada momen dalam The Unbearable Weight of Massive Talent saat Gormican bermain-main dengan ke-absurd-an yang pas saat Cage berbicara dengan versi dirinya yang lebih muda, yang sepertinya baru saja selesai syuting Wild At Heart. Kalau saja film ini bermain-main dengan ranah tersebut dengan lebih serius dan memberikan daging yang lebih banyak terhadap karakter fiksi Nicolas Cage yang ada di sini, film ini bisa saja menjadi sekuel Adaptation.

Selain Pedro Pascal yang sangat menyenangkan untuk dilihat, Tiffany Haddish dan Ike Barinholtz seperti biasa bisa diandalkan untuk membuat penonton cekikikan. Tapi memang tidak bisa dipungkiri bahwa The Unbearable Weight of Massive Talent adalah panggungnya Nicolas Cage. Ada alasan kenapa filmography Nicolas Cage sangat aneh. Orang ini benar-benar mencintai seni akting. Dia tidak bisa diam. Dia selalu bereksplorasi, selalu menemukan hal yang baru. Film-film yang dia mainkan tidak selalu berakhir menjadi masterpiece tapi Nicolas Cage tidak pernah mengecewakan. Dan The Unbearable Weight of Massive Talent adalah buktinya.

The Unbearable Weight of Massive Talent dapat disaksikan di seluruh jaringan bioskop di Indonesia.

---

Candra Aditya adalah seorang penulis dan pengamat film lulusan Binus International.




(aay/aay)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork