Ketika adaptasi pertama Resident Evil dirilis, tontonan yang berhubungan dengan zombie masih belum banyak dibuat. Meskipun film pertamanya yang dirilis tahun 2002 jauh dari kata "setia" dari game aslinya tapi film tersebut cukup berhasil untuk mengenalkan dunia Umbrella Corporation dan tentu saja si jagoan utamanya yang diperankan oleh Milla Jovovich. Saking melekatnya aksi Jovovich di serial Resident Evil (yang berhasil dibuat sampai tujuh jilid), susah membayangkan filmnya tanpa karakter Alice. Sekarang hampir mau lima tahun setelah film terakhirnya dirilis, Sony mengeluarkan lagi film Resident Evil yang tentu saja jauh berbeda dengan film-film Resident Evil yang kita kenal.
Kalau film terdahulunya lebih kuat di bagian aksi, Resident Evil: Welcome To Raccoon City yang ditulis dan disutradarai oleh Johannes Roberts menggarisbawahi tone film ini dengan aura horor yang lekat. Ini adalah keputusan yang sangat menarik mengingat game aslinya memang menjual nuansa horor yang kental. Penonton diajak untuk berkenalan dengan Claire Redfield kecil bersama saudaranya Chris di panti asuhan. Di sana Claire bertemu dengan sesuatu yang menyeramkan. Dan karena ini bukan film James Wan, Anda pasti tahu bahwa makhluk tersebut bukan hantu meskipun sosoknya terlalu menyeramkan untuk disebut manusia.
Loncat beberapa tahun kemudian sejak pembukaan filmnya, kita bertemu dengan Claire (Kaya Scodelario) yang kembali lagi ke Raccoon City untuk bertemu dengan adiknya Chris (Robbie Amell) yang sudah lama ia tidak hubungi. Claire tentu saja punya misi sendiri. Dan Raccoon City sudah banyak berubah sejak ia tinggalkan. Umbrella Corporation pergi meninggalkan kota dan menyisakan orang-orang miskin yang tidak mampu pindah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Review Don't Look Up: Kiamat Sudah Dekat |
Di tengah perjalanan, truk yang Claire tumpangi menabrak perempuan. Ketika anjing si sopir menjilati darah si perempuan, semua penonton Resident Evil pasti tahu ini adalah mimpi buruk yang tertunda. Tidak butuh waktu lama untuk mengubah Raccoon City yang menyedihkan ini menjadi horor yang tak berkesudahan.
Kalau Anda tidak pernah memainkan game atau menonton film Resident Evil sebelumnya, saya bisa pastikan Anda tetap akan bisa menikmati Resident Evil: Welcome To Raccoon City. Roberts sebagai sutradara dan penulis mendesain film ini dengan cukup sederhana sehingga penonton baru bisa menikmati filmnya tanpa kebingungan tapi dengan cukup banyak detail yang akan membuat penggemar game aslinya kesenangan. Sebagai hiburan di kala senggang, film ini lumayan untuk disimak. Tapi kalau Anda butuh tontonan yang lebih ada substansi, film ini jelas bukan pilihannya.
Karakter-karakter yang ada di dalam filmnya tidak lebih dari sekedar manekin game-nya. Meskipun saya harus akui bahwa kehadiran mereka sangat efektif. Claire, Chris dan Jill Valentine (Hannah John-Karmen) lumayan likeable sehingga mudah untuk mengikuti petualangan mereka. Tentu saja Anda harus memaafkan atas semua kesalahan-kesalahan yang mereka lakukan sepanjang film agar filmnya tetap ada drama.
Keputusan Roberts untuk mengubah tone film ini dengan film-film Resident Evil terdahulu memang keputusan yang baik karena keduanya seperti tidak ada benang merah kecuali fakta bahwa mereka menceritakan hal yang sama. Sayangnya tone horor yang dibangun oleh Roberts terlalu tipis untuk membuat filmnya menjadi seram. Sementara itu dari departemen action, jelas ia kalah banyak dengan apapun yang ditampilkan Milla Jovovich di film-film sebelumnya. Hasil akhirnya ya Resident Evil: Welcome To Raccoon City minim ketegangan meskipun Roberts menyajikan makhluk-makhluk yang bentukannya tidak enak dipandang mata untuk membuat penonton merasakan (sedikit) kengerian.
Dengan minimnya humor dan visual efek yang terlihat murah (mungkin disesuaikan dengan setting tahunnya yang jadul), Resident Evil: Welcome To Raccoon City sepertinya susah untuk menarik fans baru meskipun bisa jadi ia akan menyenangkan penggemar Resident Evil sejati.
Resident Evil: Welcome To Raccoon City dapat disaksikan di seluruh jaringan bioskop di Indonesia.
--
Candra Aditya adalah seorang penulis dan pengamat film lulusan Binus International.
(aay/aay)