Review Jungle Cruise: Mari Mencari Bunga Fantastis Bersama The Rock dan Emily Blunt

Review Jungle Cruise: Mari Mencari Bunga Fantastis Bersama The Rock dan Emily Blunt

Candra Aditya - detikHot
Kamis, 07 Okt 2021 11:55 WIB
Jungle Cruise
Foto: Dok. Frank Masi/Disney Enterprise
Jakarta -

Dr. Lily Houghton (Emily Blunt) adalah seorang botanis yang eksentrik. Fakta bahwa dia seorang perempuan yang menggeluti bidang yang didominasi laki-laki menunjukkan bahwa Dr. Lily tidak takut untuk melawan patriarki. Ilmuwan sejawatnya mungkin memandangnya sebelah mata, tapi Dr. Lily tidak peduli. Dia pintar, dia cerdik dan yang terpenting, dia nekat. Dr. Lily akan menggunakan segala cara untuk memperbaiki kehidupan kita semua. Jadi ketika dia mendengar ada sebuah tanaman yang bisa dijadikan obat untuk mengobati penyakit, Dr. Lily pun langsung berangkat pergi ke Amazon tanpa pikir panjang.

Frank Wolff (Dwayne Johnson/The Rock) adalah seorang nahkoda kapal yang hobi mengeluarkan jokes-jokes garing. Sebagai orang yang bekerja di bidang jasa, Wolff tahu bahwa atraksinya basi tapi setidaknya jokes-jokes garingnya mungkin bisa menghibur orang. Wolff juga orang yang kurang bisa mengatur finansial. Itu sebabnya dia punya banyak utang. Jadi ketika Dr. Lily muncul dan menawarinya uang untuk mengantarkannya ke tempat si bunga yang dia cari, Wolff langsung menerima kesempatan ini. Dan tentu saja ini adalah awal dari sebuah petualangan yang sangat seru.

Jungle Cruise adalah satu lagi upaya Disney untuk memperkaya dirinya. Bagian promisingnya adalah Jungle Cruise diadaptasi dari theme park Disney seperti halnya franchise mereka yang sukses luar biasa, Pirates of the Caribbean. Dengan tiga penulis skrip (Michael Green, Glenn Ficarra, John Requa dengan cerita dari John Norville, Josh Goldstein, Glenn Ficarra dan John Requa), Jungle Cruise mengikuti semua resep petualangan Jack Sparrow. Set pieces yang megah, visual yang heboh, aktor aktris yang mahal sampai penjahat yang larger than life semuanya ada disini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jungle CruiseJungle Cruise Foto: Dok. Frank Masi/Disney Enterprise

Secara cerita Jungle Cruise lumayan enak dinikmati meskipun kalau dipikir-pikir secara serius banyak adegan yang tidak make sense. Film ini sangat sibuk. Dari awal film dimulai sampai end credits film ini tidak bisa berhenti bergerak. Dari air terjun, kejar-kejaran di sungai, ular, penjahat sampai orang yang seharusnya mati tapi tidak mati semuanya muncul satu per satu. Sebagai blockbuster, ia sangat berhasil menjalankan fungsinya. Anda tidak akan memikirkan pekerjaan kantor begitu Anda melihat Dwayne Johnson dan Emily Blunt mulai berpetualang.
Ngomong-ngomong soal merek, baik Johnson maupun Blunt mempunyai kharisma yang sangat luar biasa sehingga mereka sangat enak dilihat. Jokes mereka cukup menghibur dan merek enak untuk ditonton bersama-sama. Tapi mereka tidak punya romantic chemistry yang cukup untuk membuat saya peduli dengan kisah cinta mereka. Kalau ada bagian yang kurang nancep di Jungle Cruise itu adalah sub-plot romantiknya. Jungle Cruise sangat seru ketika Frank Wolff dan Dr. Lily bersama-sama memikirkan misi mereka. Ketika mereka mulai flirting entah kenapa rasanya hambar.

Komedian Jack Whitehall mendapatkan kesempatan menjadi MacGregor Houghton alias adik karakter Emily Blunt. Disini dia memerankan karakter gay yang tentu saja sesuai dengan peran-peran sejenis di film-film Disney yang lain, kalau Anda kedip, Anda tidak akan melihat dimana bagian gay-nya. Selain Whitehall yang juga mendapatkan kesempatan untuk bersenang-senang adalah Jesse Plemons dan Paul Giamatti yang masing-masing memerankan Prince Joachim dan Nilo Nemolato. Giamatti menggunakan screen time-nya yang terbatas untuk tampil sehiperbola mungkin (sangat menghibur) dan Plemons tahu sekali bahwa peran ini tidak harus dimainkan dengan serius-serius amat. Hasilnya adalah sebuah villain yang lumayan memorable.

ADVERTISEMENT
Jungle Cruise DisneylandJungle Cruise Disneyland Foto: (Disneyland resort/Getty Images)

Jungle Cruise bukan film pertama Jaume Collet-Serra tapi ini adalah blockbuster pertamanya. Collet-Serra mungkin sering membuat thriller bersama Liam Nesson atau memberi hiu ke Blake Lively dalam The Shallows tapi disini dia bermain dengan theme park yang sangat besar. Berbeda dengan Gore Verbinski yang tahu cara menggunakan CGI dengan baik dalam trilogi Pirates of Caribbean, Collett-Serra agak terlalu totalitas dalam menggunakan CGI. Alias banyak sekali adegan yang memakai CGI sehingga magic Jungle Cruise agak terasa palsu. Meskipun CGI-nya tetap baik (karena tentu saja Jungle Cruise bujetnya gila-gilaan) tapi sensasi sinematiknya sangat berbeda jauh dengan Pirates of the Caribbean.

Menurut kabar, Disney sangat bangga dengan hasil Jungle Cruise sehingga mereka sudah bersiap-siap untuk menyiapkan sekuelnya. Semoga sekuelnya tidak membosankan seperti kebanyakan sekuel. Kalau Anda membutuhkan tontonan pelepas penat, Jungle Cruise adalah tontonan itu. The Rock dan Emily Blunt siap mengajak Anda untuk berpetualang di dalam Amazon yang super seru.

Jungle Cruise dapat disaksikan di seluruh jaringan bioskop di Indonesia.

Candra Aditya adalah seorang penulis dan pengamat film lulusan Binus International.




(tia/tia)

Hide Ads