Anda tidak perlu mengerti-mengerti amat tentang politik Amerika untuk bisa menikmati The Hunt, sebuah satir berbumbu horor, komedi dan action karya Craig Zobel. Ini adalah sebuah film yang memang tujuan utamanya untuk memprovokasi orang-orang Amerika sana yang terlalu terobsesi dengan partai idamannya masing-masing sampai-sampai percaya dengan apapun kejelekan lawan partai.
Miriplah sebenarnya dengan apa yang terjadi di negara kita tapi dalam The Hunt, Zobel menggunakan perpecahan ini sebagai pondasi utamanya.
Karakter utamanya adalah Crystal (Betty Gilpin). Seorang perempuan yang jarang bicara, cepat belajar dan beradaptasi cepat dengan situasi yang ada. Dia adalah jenis orang yang bisa menang kalau saja dia terpilih ikut Hunger Games. Crystal adalah salah satu dari 11 orang yang diculik oleh sosok misterius kemudian terbangun di tengah hutan. Mereka tiba-tiba diburu oleh sosok-sosok misterius dan mereka harus menyelamatkan diri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Maka dimulailah sebuah petualangan seperti salah satu episode Benteng Takeshi hanya saja kalau Anda lengah atau tidak awas, Anda akan berakhir jadi mayat. Ranjau dimana-mana dan para pemburu muncul di tempat yang tak terduga. Crystal seperti yang saya bilang di paragraf sebelumnya adalah jenis karakter yang bisa melihat situasi dengan cepat. Maka tidak lama bagi Crystal untuk menggunakan kesempatan ini untuk melawan. Sekarang si pemburu berubah menjadi mangsa dan sebaliknya.
Keputusan untuk menggunakan Betty Gilpin sebagai karakter utama adalah sebuah keputusan jenius karena Betty Gilpin memerankan Crystal dengan sempurna. Gilpin tidak hanya mempunyai kemampuan fisik yang memadai untuk menjadi seorang badass tapi dia juga memiliki kharisma yang sepadan.
Menyaksikan dia membunuhi orang-orang yang mengincarnya adalah salah satu hiburan sendiri. Gilpin bisa akrobat saat diperlukan tapi dia juga sanggup memuntahkan one liner dengan sempurna sehingga The Hunt bisa menjadi genre yang ia inginkan.
Tapi kebrilianan The Hunt dalam departemen casting tidak berhenti di Gilpin. Ada Hilary Swank, dua kali pemenang Oscar yang dalam film ini mengambil posisi sebagai karakter antagonis. Di sini kita menyaksikan Swank tidak hanya hobi ceramah tapi juga kemampuan duelnya. Girl on girl fight di klimaks film antara Swank dan Gilpin adalah alasan tersendiri kenapa Anda harus menyaksikan film ini.
Selain Swank ada juga Ike Barinholtz yang diculik dari serial The Mindy Project yang disini ikut-ikutan panik di sela-sela melawak. Ada Glenn Howerton dari serial It's Always Sunny In Philadelphia yang juga memeriahkan suasana dan tentu saja Emma Roberts yang tidak pernah mengecewakan.
Ditulis oleh Nick Cuse dan Damon Lindelof, The Hunt adalah sebuah roller coaster yang konsisten dari awal sampai akhir. Tentu saja karena ini adalah satir, setiap kalimat yang diucapkan oleh karakter-karakternya adalah sebuah kekonyolan yang tidak ada ujungnya. Kalau Anda tidak mengerti tentang politik Amerika, dialog-dialognya tetap informatif. Kalau Anda memang mengulik politik Amerika, dialog-dialognya akan membuat Anda guling-guling.
Sebagai sebuah film horor berbumbu komedi dan action, The Hunt adalah sebuah hiburan kelas wahid. Tentu saja banyak hal yang tidak masuk akal dan dalam beberapa kasus adegan-adegannya terasa over-the-top. Tapi itulah The Hunt. Seperti halnya statement yang sedang ia teriakkan, film ini tidak mau subtle.
Dia meneriakkan semuanya di depan wajah Anda. Dan bukan Lindelof namanya kalau endingnya tidak diselipi dengan ending. Hanya saja kali ini ada pesan moralnya yang intinya mengatakan bahwa semua orang sama.
Sebagai sutradara Zobel berhasil mempersembahkan The Hunt sebagai tontonan yang asyik. Terutama bagi Anda yang menyukai film yang kekerasannya sangat graphic, film ini lezat untuk dicoba. Semua rasa ada di sini.
Adrenalin Anda akan mengalir deras tapi di saat yang bersamaan, Anda akan tertawa terbahak-bahak. The Hunt mungkin memang bukan sebuah film yang ideal untuk membahas tentang perbedaan cara pandang tapi ia adalah sebuah entertainment yang mumpuni.
The Hunt dapat disaksikan di seluruh jaringan bioskop di Indonesia
Candra Aditya adalah seorang penulis dan pengamat film lulusan Binus International.
(doc/doc)