'Midway': Kisah Usang yang Menjenuhkan

'Midway': Kisah Usang yang Menjenuhkan

Candra Aditya - detikHot
Senin, 11 Nov 2019 11:20 WIB
Foto: imdb.
Jakarta -

Perang Dunia II adalah neraka. Dan seperti halnya surga, neraka adalah topik yang sangat menarik untuk dibahas.

Ratusan, bahkan ribuan film tentang perang dunia kedua telah dirilis. Beberapa membicarakan hal yang sangat spesifik. Beberapa menceritakan perang seperti apa adanya.

Beberapa menjadikan event tersebut sebagai propaganda. 'Midway' mencoba menjadi sebuah hiburan yang akurat. Sayangnya hasilnya sama sekali tidak menghibur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Film dibuka dengan Patrick Wilson yang berperan sebagai Edwin Layton makan malam di Jepang. Di sana dia berbicara dengan Isoroku Yamamoto (Etsushi Toyokawa) di Jepang. Keduanya terlibat dalam pembicaraan serius perang yang sedang dan akan terjadi. Ada tension di bagian opening ini.

'Midway': Kisah Usang yang MenjenuhkanFoto: imdb.



Anda bisa merasakannya. Sayangnya tension ini tidak dipertahankan oleh sutradara Roland Emmerich sehingga sisanya adalah ribuan peluru dan ledakan api yang melayang-layang di udara tanpa makna.

Tentu saja pemeran utamanya adalah seorang pilot yang tidak menyukai perintah. Dick Best (Ed Skrein) benci sekali dengan order. Apalagi ketika pihak Amerika sungguh lemot dalam merespons serangan Jepang di Pearl Harbor.

Dengan karakterisasi yang sungguh hambar dan diperankan dengan sangat tidak menarik, sungguh aneh 'Midway' menggunakan Dick Best sebagai komandannya.
Tentu saja ada banyak 'cerita' yang terjadi dalam 'Midway'.

Banyak karakter tumpang tindih dengan kisahnya masing-masing. Semuanya berhubungan dengan patriotisme dan pengorbanan. Dengan karakter wajah aktor yang mirip-mirip, butuh waktu bagi saya untuk tahu siapa nama karakter-karakter ini. Saking tidak menarik atau menonjolnya karakter-karakter ini, saya hanya ingat nama pemain-pemainnya saja. Seperti Nick Jonas, Luke Evans, Darren Criss atau Keean Johnson.

Ditulis oleh Wes Tooke, 'Midway' mungkin bisa dipuji karena ia mencoba untuk menjadi imbang. Tidak seperti film-film perang Amerika kebanyakan, di sini kita melihat sosok yang tiga dimensional dari para tentara Jepang. Kita tidak melihat mereka sebagai 100% penjahat. '

Yang anehnya, justru membuat mereka menjadi karakter yang jauh lebih menarik daripada protagonis Midway yang tidak hanya mirip-mirip tapi tidak mempunyai character development yang membuat penonton betah duduk manis di bioskop.

'Midway': Kisah Usang yang MenjenuhkanFoto: imdb.



Okelah 'Midway' bisa dibilang merunut sejarah dengan benar, tapi bukan berarti hasilnya menjadi entertaining. Karena menonton film ini rasanya seperti membaca Wikipedia.

Roland Emmerich sebenarnya adalah sutradara yang tahu bagaimana cara membuat blockbuster menjadi sangat menyenangkan. Kalau Anda menonton 'Independence Day', Anda tahu bahwa Emmerich bisa membuat penonton betah untuk duduk.

'Independence Day' tidak hanya mengukuhkan Will Smith sebagai action star yang sungguh berharga tapi ia juga mengenalkan penonton kepada seorang presiden Thomas J. Whitmore (yang diperankan dengan begitu oke oleh Bill Pullman) yang pidatonya membuat penonton bergemuruh.

'Midway': Kisah Usang yang MenjenuhkanFoto: imdb.



Roland Emmerich juga memperkenalkan penonton terhadap teror alam tiada henti dalam sebuah film bencana yang menjadi langganan bioskop TransTV yaitu 'The Day After Tomorrow'. Bahkan karya-karya Emmerich yang tidak begitu mempesona seperti 'Godzilla' atau bahkan '2012', masih mempunyai banyak hal yang membuat Anda betah duduk di bioskop.

Visual Emmerich memang terlihat spektakuler. Ketika penonton diletakkan di dalam kokpit dan melihat berbagai peluru menari-nari di udara, lengkap dengan sound design yang menggelegar, rasanya memang sangat menggetarkan. Tapi efeknya tidak bertahan lama.

Penonton sudah terbiasa menyaksikan film dengan visual efek dan CGI yang menggetarkan. Zaman sekarang penonton membutuhkan cerita yang lebih. Dan sayangnya 'Midway' tidak memberikan itu. 'Midway' tidak memberikan sesuatu yang baru yang membuat kisah perang dunia kedua menjadi lebih menarik.




(doc/doc)

Hide Ads