Joko Anwar membawa Tara Basro dalam perjalanan penuh teror dalam 'Perempuan Tanah Jahanam'. Jauh dari ibu kota, Joko membangun desa bernuansa seram bernama Harjosari.
Konon, dirinya menemukan sebuah desa betulan di tengah hutan di kawasan Jawa dan ia memutuskan melakukan syuting itu di sana.
Mendengar sekelumit fakta dari film ini saja sudah bikin dahi mengernyit. Hutan belantara macam apa yang menyisakan wilayah dihuni manusia dan itu jauh dari mana-mana.
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
'Perempuan Tanah Jahanam' bukan tipikal horor yang mengandalkan jump scare. Keseraman itu dibangun dari nuansa desanya yang kental.
Minim listrik hingga ambience desa yang lembab karena cuaca dingin. Film ini menambah tone warna merah dalam rangkaian adegannya yang juga berhasil membawa nuansa yang makin mencekam.
Kengerian itu juga didukung oleh aktor-aktor yang tepat memainkan peran mereka. Perdana tampil di film horor, Christine Hakim layak diberi acungan jempol.
![]() |
Sebagai pemain pendukung, dirinya mungkin tak banyak diberi ruang seperti Ario Bayu atau Marissa Anita. Akan tetapi dari gesturnya saja yang diam atau hanya melontarkan sepenggal dialog, kita akan mengetahui keberadaannya di sini akan membawa pengaruh bagi keseluruhan cerita.
Akan tetapi ada beberapa bagian yang tak dapat dipungkiri seperti belum tuntas. Beberapa karakter terlihat muncul singkat dalam film.
Misalnya seperti pengakuan Tara Basro yang dibesarkan dengan sang bibi. Kita hanya mendengar sosok bibi itu dari bibir sang aktris. Beberapa adegan lain juga terasa menggantung di beberapa bagian.
Apakah ini akan berlanjut ke sekuel? Joko Anwar belum punya jawaban pasti soal itu. Jika benar, bukan hal yang tak mungkin beberapa karakter yang muncul sekilas punya kesempatan diberi ruang untuk diceritakan lebih banyak.
Bagaimanapun 'Perempuan Tanah Jahanam' bisa menjadi referensi kisah horor yang berbeda. Ini bukan tentang hantu yang membawa teror, 'Perempuan Tanah Jahanam' justru menampilkan kengerian di level yang berbeda.