Jakarta -
Olympus Has Fallen merupakan sebuah film aksi yang solid. Film tersebut seperti menatap Die Hard dengan keras kemudian dia menirunya tapi tanpa terasa seperti plagiat dengan mengganti setting-nya di White House. Dengan skrip yang cukup, pemain yang lumayan mentereng dan penyutradaran Antoine Fuqua yang mantap, Olympus Has Fallen ternyata menjadi sebuah film aksi yang layak untuk disaksikan di layar besar. Resepnya adalah adegan aksi yang membabi buta dan nuansa claustrophobic yang kental.
Olympus Has Fallen akhirnya dicintai oleh penonton dan mengantarkan 170 juta lebih. Tentu saja siapa yang tidak mau melanjutkan kesuksesan ini. Apalagi Gerard Butler, pemeran utamanya, bukan jenis aktor yang menolak pekerjaan. Dia bukan pemilih seperti Leonardo DiCaprio. Maka tiga tahun kemudian kita mendapatkan sekuel pertama dari serial ini. London Has Fallen membuat apa yang penonton sukai di film sebelumnya menguap di udara. Tidak ada nuansa claustrophobic dan adegan aksi yang menegangkan. Yang ada hanyalah Gerard Butler yang masih ngotot dan dialog-dialog aksi menggelikan yang akan membuat Anda mengkeret di bioskop. Tapi meskipun begitu London Has Fallen tetap menguntungkan. Bahkan dia lebih sukses secara komersial dari pendahulunya.
Dan sesuai jadwal, tiga tahun kemudian kita mendapatkan film ketiga dari serial Has Fallen. Setelah White House diserang dan London diledakkan, apalagi yang bisa Gerard Butler lakukan dalam film ketiganya? Kurang lebih sama meskipun kali ini penulis skripnya (ditulis oleh tiga orang yaitu Robert Mark kamen, Matt Cook dan sutradaranya yaitu Ric Roman Waugh) mencoba untuk menyuntikkan sesuatu ke dalam karakter Gerard Butler: ancaman terhadap keselamatannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di Angel Has Fallen kita melihat Mike Banning (Gerard Butler yang kurang lebih sama seperti apa yang dia lakukan di film-film sebelumnya) yang terluka. "Kau adalah bencana yang akan terjadi," kata dokternya ketika dia sedang check-up. Melihat Mike Banning yang tertembak, terpukul, jatuh dan segala macam derita lainnya yang dia lalui selama dua film terakhir, tidak mengherankan jika Mike Banning sekarang sering sakit kepala. Itulah sebabnya dia mengkonsumi pain killer seperti bocah ngemil Kinderjoy.
Kemudian suatu hari Mike Banning harus menemani si presiden, Presiden Allan Trumbull (Morgan Freeman) memancing. Tentu saja hubungan mereka berdua sangat erat. Presiden Allan bahkan menaikkan pangkat Mike Banning untuk menjadi komandan Secret Service. Mike Banning menerima meskipun dalam hatinya dia mau menolak. Pensiun dini. Karena dia tahu kesehatannya sekarang menjadi penghalang. Presiden Allan Trumbull melihat keraguan ini. Dan dia meminta Mike Banning untuk pikir-pikir dulu. Mungkin konsultasi dulu sama istrinya.
Mike Banning setuju dan dia minta pamit kepada Presiden Allan Trumbull. Dia mau istirahat karena kepalanya pusing. Dan tepat seperti diatur, drone bermunculan dan menyerang semua orang yang ada disana. Hampir semua anggota Secret Service meninggal dunia, kecuali Presiden Allan Trumbull dan tentu saja Mike Banning. Ketika dia bangun dia tidak hanya dituduh melakukan rencana pembunuhan terhadap presiden tapi juga anak dan istrinya mendapatkan ancaman dari orang yang melakukan kejahatan ini. Mike Banning sekarang harus melakukan segala cara untuk mencari kebenaran.
Ada hal yang harus dirayakan dalam Angel Has Fallen. Tapi juga ada hal yang ternyata tidak bisa film ini hindari. Perayaan tersebut adalah kenyataan bahwa film ini sepertinya tersadar apa yang ia lakukan di film sebelumnya salah. Dan Angel Has Fallen mencoba untuk memperbaiki itu. Membuat Mike Banning menjadi rapuh dan target utama ternyata ide yang tidak terlalu buruk karena hal tersebut menjadi sebuah aksi yang menarik. Tapi bagian terjenius dari Angel Has Fallen adalah pertemuan antara Mike Banning dengan Clay Banning (Nick Nolte), ayahnya yang sudah lama menghilang. Clay Banning bukan hanya karakter yang sangat menarik tapi ia menjadi highlight karena Nick Nolte memerankan karakter ini dengan komitmen yang sangat tinggi. Penonton tidak hanya akan mencintainya karena dia gila (secara literal) tapi ia juga mampu mencuri hati penonton karena dia menampilkan momen termanis dalam film ini.
Yang juga patut dirayakan adalah babak final Angel Has Fallen mempunyai semangat yang sama dengan film pertamanya. Berlokasi di sebuah rumah sakit, aksi kucing-kucingan antara penjahat dan Mike Banning terasa claustrophobic. Ancaman yang ada di layar terasa nyata walaupun Anda bisa merasakan semuanya itu pabrikan karena dialog-dialog yang keluar dari karakter-karakternya sungguh palsu. Tapi siapa yang peduli dialog yang menggelikan kalau telinga Anda tidak bisa berhenti mendengar ledakan demi ledakan, hantaman demi hantaman?
Sayangnya Angel Has Fallen masih mempunyai penyakit yang sama dengan pendahulu-pendahulunya. Karena ia tidak mempunyai kepribadian yang jelas, satu satunya cara Angel Has Fallen memompa adrenalin penonton adalah dengan menggoyang kamera sekuat tenaga kemudian mengeditnya dengan begitu cepat, mata Anda akan tertipu dengan imitasi ketegangan yang ada di layar. Dan ini ditambahi dengan sound effect yang begitu menggelegar, Angel Has Fallen "rasanya" seperti sebuah peperangan yang tiada akhir.
Yang menarik bagi saya adalah kenyataan bahwa Angel Has Fallen tidak berpura-pura. Ia tahu bahwa ia hanyalah sebuah film action "sederhana" (kalau mau menghindari kata "bodoh") yang tujuannya hanya untuk menghibur para penggemar film action (atau fansnya Gerard Butler). Ia tidak mencoba untuk memberikan dialog-dialog pintar. Bahkan akting para aktor-aktornya di film ini sangat spot-on. Tidak ada twist yang mind-blowing karena aktor-aktornya memainkan karakternya sesuai dengan skrip yang sangat tipis. Anda akan tahu siapa penjahatnya ketika pertama kali mereka muncul di layar. Ketika mereka berkhianat, Anda akan manggut-manggut karena tentu saja tebakan Anda benar. Dan mungkin itu tujuannya Angel Has Fallen. Sebuah film yang didesain untuk bisa dinikmati tanpa Anda menggunakan otak. Dan kadang kala, film seperti ini sangat dibutuhkan ketika Anda sudah lelah dengan kehidupan sehari-hari.
Kadang kala obat stres yang efektif adalah masuk ke dalam teater dan mendengar ledakan demi ledakan yang memekakkan telinga. Dan itu adalah Angel Has Fallen.
Halaman Selanjutnya
Halaman