Dengan banyaknya seri Batman yang sudah adaโdan, film ini benar-benar sadar akan ituโ'The Lego Batman Movie' mengambil fokus cerita lain yang tidak pernah digali lebih dalam oleh film-film Batman yang lain: hubungan Batman dengan orang lain. Christopher Nolan mungkin pernah membahasnya dalam trilogi 'Dark Knight', namun 'The Lego Batman Movie' membahas dengan utuh tentang ketakutan Batman untuk menjalin hubungan dengan orang lain.
Hal tersebut terjadi ketika di awal film si Joker (disuarakan oleh Zach Galifianakis) meminta Batman untuk mengakuinya sebagai musuhnya yang paling berbahaya. Batman tidak mengakui itu. Kemudian dia kembali menyelamatkan Gotham, dan kembali ke rumahnya. Makan sendiri, melihat foto keluarga sendiri, semuanya sendiri. Hanya ada gema yang menemani. Alfred (disuarakan oleh Ralph Fiennes) memang ada, namun Bruce Wayne/Batman tak akan pernah mengakui bahwa Alfred berpengaruh terhadap hidupnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian, Joker pun menyusun rencana baru agar dia bisa menunjukkan kepada Batman bahwa dia adalah penjahat paling wahid yang dibutuhkan Batman. Di sanalah akhirnya terjadi sebuah perang maha besar yang melibatkan Sauron dan Lord Voldemort. Di sana jugalah Batman akhirnya tersadar bahwa dia membutuhkan keluarga.
Dibutuhkan lima orang untuk menulis skrip 'The Lego Batman Movie'โSeth Grahane-Smith, Chris McKenna, Erik Sommers, Jared Stern dan John Whittington. Untuk sebuah film yang tujuannya agar para bocah kembali menyerbu toko mainan dan membeli Lego yang cukup mahal, Warner Bros memberikan dukungan yang lumayan untuk menjadikan film ini sebagai hiburan, bukan hanya 104 menit iklan di layar besar. Hasilnya juga lumayan.
Humor-humor yang disajikan mirip dengan 'Deadpool' tapi tanpa konten dewasa. Humor-humor film ini bergantung pada kesadaran diri karakternya atas fakta bahwa ini hanyalah sekedar film. Chemistry karakternya juga menarik dan beberapa punch-line-nya cukup menarik. Secara konten, 'The Lego Batman Movie' berani mengambil sebuah tema yang cukup dewasa, dan menjadikannya hiburan yang bisa ditonton oleh anak-anak.
Tapi memang, jika dibandingkan dengan 'The Lego Movie', film ini kurang fun. Tidak ada karakter yang meletup-letup seperti film pertamanya. Film ini mempunyai mood yang agak kelam jika dibandingkan dengan film pertamanya yang warna-warni, secara harfiah maupun emosi.
Beberapa leluconnya pun agak cukup berhasil. Referensi budaya pop di dalamnya kadang tidak memandang umur. Meskipun ini film anak-anak, sepertinya hanya orang dewasa yang bisa mengerti lawakan 'Jerry McGuire'. Film ini pun juga membutuhkan penontonnya untuk menonton semua film-film DC lain agar mengerti referensi atau sejarah tentang Batman yang berkali-kali disebut dalam filmnya.
Secara keseluruhan, 'The Lego Batman Movie' tetaplah sebuah tontonan yang menyenangkan. Film ini asyik untuk ditonton dari awal sampai akhir. Penonton dewasa akan menemukan banyak hiburan yang mungkin anak-anak tidak mengerti. Sedangkan penonton anak-anak akan sangat senang melihat idola mereka bertarung dan melayang-layang dalam sebuah animasi yang bagus.
Candra Aditya penulis, pecinta film. Kini tengah menyelesaikan studinya di Jurusan Film, Binus International, Jakarta.
(mmu/mmu)