Setelah βMaleficentβ dua tahun lalu dan βCinderellaβ dirilis tahun lalu, Disney kembali mempersembahkan dongeng lama kepada generasi millenial. Kali ini giliran sutradara alumni Marvel, Jon Favreau, yang kebagian jatah untuk menyuguhkan reka ulang dongeng klasik ini.
Cukup setia dengan versi aslinya, βThe Jungle Bookβ versi baru ini menceritakan tentang petualangan si bocah manusia bernama Mowgli (Neel Sethi) yang tinggal di hutan bersama keluarganya. Keluarga Mowgli adalah kawanan serigala. Ayahnya adalah Akela (disuarakan oleh Giancarlo Esposito) dan ibunya adalah Raksha (disuarakan oleh Lupita Nyong'o). Mowgli sudah dianggap sebagai serigala βbeneran" semenjak Bagheera (disuarakan oleh Ben Kingsley), seekor macan kumbang hitam, menyerahkannya kepada keluarga serigala ini sedari bayi.
Itulah sebabnya Akela selalu memarahi Mowgli ketika ia bertindak tidak seperti serigala dan malah melakukan trik-trik ala manusia. Kericuhan terjadi ketika si macan Shere Khan (disuarakan oleh Idris Elba) datang. Sebagai penguasa hutan, Shere Khan merasa bahwa Mowgli harus diserahkan kepadanya atau dia akan mulai menghabisi penghuni hutan yang tidak berdosa satu per satu. Mowgli memutuskan untuk meninggalkan kawanan serigalanya dan menghadapi petualangan yang akhirnya mengubah nasibnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu keunggulan dari reka ulang dongeng lama menjadi film live action di zaman sekarang adalah kecanggihan teknologi. Dan, βThe Jungle Bookβ memaksimalkan kecanggihan teknologi tersebut ke batas yang tak terhingga. Film ini mempersembahkan visual yang megah dan sangat nyata sehingga Anda mungkin akan tidak percaya jika semuanya dibuat oleh rekaan komputer dengan bantuan Moving Picture Company dan WETA Digital.
Setelah βAvatarβ, βLife of Pieβ dan βDawn of the Planet of the Apesβ, βThe Jungle Bookβ memberikan gambaran tiga dimensi sebuah dunia yang hampir seluruhnya dibuat oleh komputer. Hasilnya sungguh luar biasa. Setiap frame bisa Anda jadikan poster film. Gerakan para binatang terlihat begitu anggun. Interaksi antara Mowgli dan binatang rekaan tersebut juga terasa nyata dan pergerakannya sangat halus. Disaksikan dalam bentuk 3D, film ini semakin terasa magisnya. Rasanya seperti dalam sebuah wahana yang melenakan.
Hal tersebut juga terbantu oleh para aktor (dan pengisi suara) yang mumpuni. Neel Sethi sebagai pendatang baru bisa membawa beban film ini di pundaknya. Tugasnya berat mengingat dia menjalani syuting film ini di studio. Dan dia bisa memberika performa yang brilian. Lupita Nyong'o sanggup menularkan rasa keibuannya hanya dengan suaranya. Ben Kingsley memberikan kesan tetua yang perlu diamini petuahnya. Bill Murray (mengisi suara beruang madu Baloo, penolong dan sahabat Mogwli) adalah comic relief yang sempurna. Dan tidak ada yang bisa memberikan kesan gawat darurat dan kejam selain Idris Elba. Suaranya begitu kokoh dan cocok dengan karakternya yang gelap.
Kekurangan film ini --misalnya jika dibandingkan versi pendahulunya-- adalah perbedaan mood yang kontras. Versi aslinya jauh lebih jenaka dan warna-warni. Versi yang terbaru ini memang masih memberikan unsur komikal, namun secara keseluruhan versi baru ini amat sangatlah serius.
Meskipun begitu, sebagai adaptasi untuk generasi baru, 'The Jungle Book' versi Favreau ini lebih dari layak untuk disaksikan. Bagi yang sudah familiar dengan ceritanya, bersiaplah untuk temu kangen dengan Mowgli dan kawan-kawan. Bagi yang belum, bersiaplah untuk tontonan menghibur bersama seluruh anggota keluarga tercinta.
Candra Aditya penulis, pecinta film. Kini tengah menyelesaikan studinya di Jurusan Film, Binus International, Jakarta.
(mmu/mmu)











































