'22 Jump Street': Komedi Duo Polisi yang Makin Gila-gilaan

'22 Jump Street': Komedi Duo Polisi yang Makin Gila-gilaan

- detikHot
Rabu, 11 Jun 2014 16:40 WIB
Jakarta - They’re back! The dynamic duo is back! Jonah Hill dan Channing Tatum dengan gagah berani, menggunakan kacamata Ray-Ban warna-warni mereka, berjalan slow-mo mendekati kamera demi mengulangi peran mereka sebagai Schmidt dan Jenko, polisi muda yang menyamar untuk menangkap para penjahat.
Β 
2012 bisa menjadi saksi bahwa tidak ada apapun yang bisa menghalangi Hill dan Tatum untuk melakukan hal-hal sinting seperti melakukan car chasing sequence yang melibatkan ayam, atau keluar dari limo dengan burung merpati terbang di belakang mereka. Aneh memang. Tidak ada yang menyangka Hill dan Tatum akan keluar dengan gemilang dengan proyek reboot '21 Jump Street'. Ketika semua orang menganggap proyek ini sudah sekarat duluan sebelum diproduksi, Hill dan Tatum dengan bantuan duo sutradara Phil Lord dan Christopher Miller --yang belakangan menyutradarai 'The Lego Movie' yang begitu berkesan di awal tahun-- membuktikan bahwa mereka mempunyai lebih banyak atraksi daripada yang kita kira.

Kini Schmidt dan Jenko kembali lagi. Tugas mereka masih sama. Menangkap pengedar narkoba yang kali ini beredar di sekitaran kampus. Yang keren dari '22 Jump Street' adalah kenyataan bahwa sang penulis skrip --Michael Bacall kembali lagi dengan bantuan Oren Uziel dan Rodney Rothman--tidak pernah malu-malu untuk menertawakan diri sendiri. Salah satun contohnya, dialog Chief Hardy (Nick Offerman yang jelas-jelas bersenang-senang di sela kesibukannya bermain dalam serial keren 'Parks and Recreation') yang mengolok-ngolok sekuel yang biasanya menghabiskan lebih banyak dana dan mengulang resep yang sama.

Lebih dari itu, '22 Jump Street' juga masih sempat untuk memberikan hormat kepada sumber asli dengan menaruh bagian "previously on 21 Jump Street" di awal film yang membuat penonton seolah-olah sedang menyaksikan serial TV. Tapi, highlight terbesar film ini adalah persahabatan antara kedua karakter utamanya. Memang benar, Jenko dan Schmidt masih melakukan hal-hal gila seperti mengejar penjahat di atas truk yang sedang berjalan, atau merusak seluruh fasilitas sekolah ketika sedang dikejar oleh Ghost (Peter Stormare yang begitu efektif untuk ditertawakan). Tapi, inti utama '22 Jump Street' adalah eksploitasi hubungan mereka berdua. Kebanyakan pertemanan tidak akan bisa bertahan setelah SMA. Masa kuliah adalah masa yang jelas berbeda daripada yang mereka alami sebelumnya. Ada pendewasaan dari hubungan mereka berdua yang membuat '22 Jump Street' jauh lebih dalam secara emosi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dan, yang juga membuat '22 Jump Street' tampil begitu gemilang adalah kenyataan bahwa film ini disampaikan dalam bungkus komedi gila-gilaan. Saksikan betapa gilanya adegan saat Jenko dan Schmidt dan duduk di depan konselor kampus untuk membicarakan tentang kelanjutan hubungan mereka. Tidak hanya adegan tersebut begitu lucu namun kita bisa menyaksikan betapa sebenarnya Jenko dan Schmidt tidak bisa dipisahkan. Pembuatnya bahkan tidak malu-malu untuk mentertawakan bromance mereka yang terkesan terlalu homo-erotic.

Hill yang berumur 30 tahun dan Tatum yang berumur 34 tahun jelas ketuaan untuk memainkan peran mereka --beberapa karakter film kerap menertawakan look mereka. Tapi, itu tidak jadi soal. Setelah '21 Jump Street', mereka tidak hanya mempunyai comedic timing yang sempurna namun juga chemistry yang semakin cihuy. Jika Hill begitu terampil dengan tampang nelangsanya, maka Tatum begitu brilian melengkapinya dengan celetukan-celetukan bodoh, seperti ketika dia mengira Cate Blanchett-lah yang membiayai proyek 'Jump Street'.

Selain mereka berdua, Ice Cube juga masih tetap diandalkan untuk menjadi bos pemarah. Adegan konfrontasinya dengan Hill merupakan salah satu bahan ketawa yang efektif. Jika Dave Franco mencuri adegan di film sebelumnya, kini giliran Jillian Bell --yang diimpor dari serial 'Workaholics'-- yang mencuri perhatian sebagai cewek aneh yang jahat. Aksinya dengan Hill di Meksiko adalah hal paling tolol sekaligus paling jenius sepanjang film.

Di akhir film, ketika pembuatnya mengiringi end credits dengan candaan yang lebih kacau lagi --lengkap dengan seorang cameo yang cerdas-- '22 Jump Street' memberikan kesimpulan bahwa tidak akan ada kegagalan ketika kalian menggabungkan Hill dan Tatum menjadi satu tim. Dan, begitu film selesai, Anda akan mulai tidak sabar untuk menunggu kapan '23 Jump Street' dirilis.

Candra Aditya penulis, pecinta film. Kini tengah menyelesaikan studinya di Jurusan Film, Binus International, Jakarta.

(mmu/mmu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads