Yacko Nggak Cuma Modal Tato

Jakarta - Yacko. Pertama melihat, pasti langsung ada yang melekat. Tato. Ya, Yacko yang lahir 10 Oktober 1979 itu punya tato berukuran lumayan besar di bagian pinggulnya. Tato tersebut bertuliskan nama Yacko plus microphone dan beberapa bintang. Tampaknya seperti gambaran cita-cita Yacko. Menjadi seorang bintang di bidang musik. Yacko kelihatannya berusaha menjadikan tato tersebut sebagai trade-mark. Tak hanya di cover album, pemegang gelar master dari salah satu universitas di Sydney, Australia, itu juga tak malu-malu memamerkan tatonya saat beraksi di panggung. Tato memang spesial, tapi ada yang lebih istimewa. Paska hijrahnya Denada ke jalur dangdut, musik Indonesia bisa dibilang kehilangan sosok rapper wanita. Dan pertengahan 2005 ini, lewat album bertitel "Refleksi", Yacko mengisi kekosongan tersebut. "Album ini adalah refleksi hidup saya. Pengalaman hidup dan cerminan. Temanya tentang kehidupan sehari-hari yang pasti juga dialami masyarakat," ujar Yacko saat peluncuran album perdananya di Hard Rock Cafe, Jakarta, beberapa waktu lalu. "Refleksi" memang album solo perdana Yacko, tapi bukan awal karir bermusiknya. Suara Yacko pernah muncul di lagu "Apa Seeh" milik rapper kondang, Iwa K. Ia juga pernah meramaikan album kompilasi "Pesta Rap" (1996).Dalam album "Refleksi", Yacko menyuguhkan 13 lagu. Terpilih sebagai single andalan pertama adalah "So What?". Lagu tersebut bercerita tentang seorang cewek yang ditaksir cowok yang sudah punya pacar. So what, kalau cowok elo suka sama gueSo what, kalau gaya gue lebih horeSo what, kalau hidup elo jadi mellowSo what, so what, so what...So What! Terasa sangat khas remaja masa kini. Tapi album "Refleksi" Yacko tak melulu berisi idiom "gaul". Seakan ingin mengenang masa kecilnya yang sering mendengar tembang-tembang Jawa, Yacko pun menyelipkan beberapa tembang dolanan Jawa. Yo pro konco dolanan neng joboPadang bulan, padange koyo rinoRembulane-ne, sing ngawe-aweNgelekake ojo podo turu soreLirik tersebut dan juga penggalan tembang "Cublak-cublak Suweng" mampir dalam lagu berjudul "Gamelan". Liriknya memang sangat Jawa, tapi Yacko dan rekannya, DJ Edo, mampu membuat lagu tersebut terdengar sangat masa kini. Ramuan musik bukan satu-satunya andalan Yacko. Kebisaan Yacko merentetkan bait demi bait plus teknik pengaturan nafasnya juga patut diacungi jempol. Meski terus merepet, nafas tersengal-sengal tak sempat mampir di telinga. Penampilan seperti itu tak hanya dalam album, tapi juga saat di atas panggung. Tak heran Yacko pernah meraih penghargan best vocal di sebuah kompetisi musik yang digelar di Sydney, Australia. Track Listing:1. Intro2. Musik Kotak3. So What4. Gossip5. Damai6. Gamelan7. Skit8. Hipidihop9. Refleksi10. Il Feel11. Dubidubidam12. Jati Diri13. Dunia. (ine/)