Tapi, sejak 11 November 2013 lalu, para Little Monster --sebutan untuk fans Gaga-- tidak lagi terpuaskan secara visual maupun panca indera pendengaran mereka. Sebab, 15 lagu dalam album ARTPOP telah diperdengarkan ke seluruh dunia, termasuk Indonesia, melalui platform digital Itunes.
Perhatian, Little Monster! Sang ibu akan membuka ARTPOP dengan sebuah pertanyaan, "Do you wanna peek underneath the cover?" di tengah kompleksitas judul lagu pembuka 'Aura' (Jangan heran dengan intronya, karena lagu ini menjadi soundtrack film 'Machete Kills'). Jadi, apakah kalian sudah siap untuk menjawab YA?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Banyak sekali genre yang mempengaruhi ARTPOP. Contohnya, sedikit musik trap dalam 'Jewels n' Drugs' yang menampilkan kolaborasi kuartet Lady Gaga bersama T.I., Too Short, dan Twista. Sedikit musik rock dalam 'MANiCURE', dengan solo yang meraung-raung di akhir lagu. Sedikit rasa 'Selena Gomez β Love You Like a Love Song' dalam 'ARTPOP', lagu yang menjadi judul albumnya. Serta, sedikit dub-step (dan sedikit 'cegukan') dalam 'Swine'. (Ini bagian ART-nya).
Bukan Lady Gaga namanya jika tidak bercerita tentang ketenaran (I am so fab / Check out / I'm blonde / I'm skinny / I'm rich / and I'm a little bit of a b*tch) seperti tersimak dalam lagu tentang fetishisme merek, 'Donatella'.
Namun, Lady Gaga melakukan ATM --amati, tiru, modifikasi-- dengan tepat. Buktinya, euro-disco berjudul 'Fashion' yang sering dibanding-bandingkan dengan 'Holiday' milik Madonna, jadi lagu yang cukup mengejutkan. [POP]
Sayang, ia memilih tema yang salah di lagu selanjutnya. Lady Gaga memberikan penghormatan kepada marijuana dalam lagu 'Mary Jane Holland' yang saya anggap menjadi contoh buruk bagi jutaan penggemar remaja di seluruh dunia. Mungkin para penggemarnya di Belanda akan memuja-mujanya, tapi bagi negara sepeti Indonesia? Terlalu pop dan sama sekali tidak berseni. [POP]
Namun, klimaks terjadi di 3 lagu terakhir: 'Dope', 'Gypsy', dan 'Applause'. 'Dope' seperti oasis di tengah padang pasir yang berisik. Intro piano 'Gypsy' membuat saya mengira lagu ini sejenis dengan 'Dope', tapi ternyata salah besar setelah mendengar refrain pertamanya. 'Applause' seperti yang kita tahu, telah menjadi duta yang memperkenalkan sound awal ARTPOP kepada khalayak sebelum album ini dirilis.
Tiga POP lawan dua ART. ARTPOP adalah pencapaian seni yang berani, walaupun harus diakui bahwa album ini memiliki lebih banyak kadar 'POP' dibandingkan 'ART'-nya. Tapi, secara keseluruhan saya terkesan, malah cenderung takjub dengan isi, konsep, dan ide dari ARTPOP. Lady Gaga memang tahu bagaimana memanjakan para penggemarnya dengan memberikan setiap suguhan karya yang tak pernah mengecewakan.
Rendy Tsu (@rendytsu) music director, album reviewer dan music editor
(mmu/mmu)