Wall-E

Wall-E

- detikHot
Selasa, 16 Sep 2008 17:17 WIB
Jakarta - Bila seseorang patut menyandang gelar 'film-maker' dan bukan 'pedagang',pastilah dia akan memikirkan membuat karya dengan idealisme setinggi Wall-E. Film animasi teranyar dari PIXAR Animation Studios dan dibesut dengan ciamik oleh Andrew Stanton ini bercerita tentang masa depan bumi yang sudah ditinggalkan manusia karena penuh dengan sampah.

Sampah dikehidupan ratusan tahun mendatang ini sudah bertumpuk layaknya gedung-gedung pecakar langit. Karena dianggap tidak layak huni, maka manusia membuat kapal induk raksasa dan tinggal digugusan langit diluar galaksi Bima Sakti. Dari masa ke masa, manusia akhirnya lupa bagaimana kehidupan nenek moyangnya dulu. Mereka hanya tahu hidup full-service oleh robot, tidak pernah bersosialisasi, bahkan sepanjang hari hanya tidur dikursi malas. Akhirnya, spesies manusia masa itu menjadi segemuk babi dan lupa bagaimana caranya berdiri.

Bumi sepeninggal manusia, hanya menyisakan sampah non-organik yang tidak bisa diuraikan. Seluruh hewan punah, tanaman hilang, menyisakan koloni kecoa dan Wall-E. Robot Wall-E (Waste Allocation Load Lifter-Earth) adalah robot khusus pengolah sampah. Sampah-sampah dibentuk menjadi kubus-kubus, lalu ditumpuk menyerupai bangunan tinggi. Wall-E yang awalnya berjumlah banyak, rusak satu-persatu dimakan usia, hanya menyisakan satu buah yang sudah karatan dan teramat kotor. Bila malam tiba, sepulang bekerja, Wall-E akan menonton video film musikal th.60-an dan merasa bahagia. Dia bersahabat dengan seekor kecoa, mengumpulkan sampah-sampah unik (dlm kacamata robot), dan tidur dalam kesunyian.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Suatu hari, datanglah robot pemeriksa yang dikirim dari kapal induk untuk melihat kondisi bumi. Robot berwarna putih-bersih-kuat tak terkira ini bernama Eve, membuat Wall-E sangat senang. Usahanya untuk mengajak Eve berteman cukup meminta pengorbanan. Lucu dan menyayat hati. Lalu ketika Eve harus pergi, apa yang akan dilakukan Wall-E?

Sebagai catatan, film ini sangat minim dialog. Terasa aneh di menit-menit pertama, tapi begitu anda 'klik' dengan alurnya, maka bersiap-siaplah untuk terharu, tersindir, dan tertawa. Suara robot-robot ini membuat saya jatuh hati. Waall-eee...Eeeveee... Love them all!

Ini adalah film yang sarat pesan moral; tentang bumi, egoisme manusia dan perjuangan untuk hidup lebih baik. Sangat mendidik, dan merupakan tohokan keras atas perilaku manusia yang makin merusak tempat hidupnya.

A must see!Β  (oleh: Sekarsari - sarie4181@yahoo.com)
(pl/hkm)

Hide Ads