'Coming Up for Air' Kodaline: Bukan Coldplay Versi Cengeng

'Coming Up for Air' Kodaline: Bukan Coldplay Versi Cengeng

- detikHot
Selasa, 24 Mar 2015 13:27 WIB
Jakarta - Dua tahun terakhir mungkin adalah dua tahun terbaik yang pernah dimiliki oleh Kodaline, sebuah band asal Irlandia, setelah menghabiskannya dalam tur dunia mereka yang pertama. Itu semua berkat 'In A Perfect World', album debut yang dirilis pada 2013 dan terjual 350.000 keping, juga karena popularitas lagu 'All I Want' yang membantu para penonton film 'The Fault In Our Stars' menangis lebih keras.

Apakah itu keberutungan pemula? Mungkin tidak. Karena, pada Februari lalu, hanya dalam 8 minggu pembuatan, akhirnya muncul 'Coming Up for Air'. Ini layaknya simbol bahwa Kodaline telah merangkak naik ke tingkatan yang lebih tinggi, atau yang saya artikan sebagai "upaya agar tidak terdengar seperti Coldplay versi cengeng lagi".

Mereka memberikan highlight utama 'Honest', percobaan yang sedikit lebih kreatif dengan riff bernuansa gothic dan ritme keras Imagine Dragons. Di sini mereka lebih produktif; kabarnya kebanyakan lagu diciptakan di live studio dalam waktu yang cepat. Alhasil mereka mencoba hal-hal tidak pernah terbayangkan, contohnya 'elektronik', kosakata aneh yang tidak pernah mereka pikirkan dalam 'In A Perfect World' namun kini mereka menaruhnya di tempat yang mereka sendiri tidak yakin akan bekerja, dan malah akhirnya menjadi hook utama ('Human Again').
 
Salah satu perhatian utama lainnya adalah 'The One', penerus kejeniusan 'All I Want' dengan string sections yang digunakan untuk menyatakan perasaan pada calon pasangan. Sama seperti debut 'In A Perfect World', Steve Carrigan (vokalis) menulis sebagian besar lirik untuk album ini, kecuali ada pergantian pemain dalam penulisan 'Autopilot'; bermula gitaris Mark dan bassis Jason merekamnya dalam laptop dan jadilah "Feels like an empty space/ You don't enjoy the taste" --chorus terseksi yang pernah dibuat Kodaline.

Sulit rasanya lepas dari tempelan band besar seperti Coldplay jika 'Coming Alive' memiliki ritme rapat seperti 'Hurts Like Heaven' dan 'Lost' ("Cause we are ordinary people beautiful as we are/ We can still get lost, lost") mirip lengkingan Matthew Belammy dari Muse di verse 'Hysteria'. Dan, 'Unclear', judul yang pantas diajukan untuk soundtrack film dari novel John Green lainnya dengan vokal multi-tracking yang terdengar seperti choir sebesar stadium.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mereka mencoba berbeda, namun sedikit terlewat batas, karena Kodaline yang Anda tahu tidak pernah membuat lagu seperti 'Ready' atau 'Play The Game'. Well, at least mereka menyimpan senjata hebat di sela-sela itu; 'Better' dan 'Everything Works Out in The End', dan 'Love Will Set You Free' --tiga kombo terakhir yang sudah dinanti sejak album ini dibuka.

Rendy Tsu (@rendytsu) saat ini bekerja sebagai Social Media & Content Strategist. Selain aktif sebagai penulis lepas, ia juga pernah menjadi Music Publicist di salah satu perusahaan rekaman terbesar di Indonesia.

(mmu/mmu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads