Dwiki Dharmawan terlibat dalam sebuah diskusi yang membahas musik digital. Acara itu bertajuk Membangun Ekosistem Industri Musik di Kota Depok.
Kegiatan ini digelar pada Jumat (3/3/2023) dan diselenggarakan oleh Forum Wartawan Hiburan (Forwan) bekerja sama dengan PWI Depok menghadirkan Agi Sugiyanto, produser TA Pro, Maura Sipahutar dari Youtube Indonesia, Sandec Sahetapy dari LMK Pelari, Jhony Maukar dari LMKN dan musisi komposer Dwiki Dharmawan.
Sebagai orang yang sudah lama berkecimpung di dunia musik, Dwiki Dharmawan punya optimisme besar terhadap karya anak bangsa di seni ini. Menurutnya, "Dunia musik internasional menunggu karya kita."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi usahakan yang khas Indonesia, jangan niru-niru musik Amerika atau Korea," lanjutnya berharap.
Jika para produser dan musisi sudah melahirkan karya dan diterima dengan baik oleh publik, menurut Johny Maukar negara seharusnya hadir. Petinggi Lembaga Manajemen Kolektif Nasional ini menyebut Sandiaga Uno sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif berjanji akan memberikan dukungannya.
Johny juga menambahkan kisruh royalti di seputar bisnis wisata, seperti hotel, cafe dan restoran, belum selesai.
"Ada asosiasi user yang tidak berniat baik. Cari-cari alasan supaya nggak bayar royalti. Bahkan sempat melaporkan LMKN ke KPK dan menuduh LMKN lembaga liar," ungkap Johny.
"Kami sudah ketemu KPK untuk menunjukkan legalitas kami memungut hak cipta. Sekarang mereka menghindar lagi, dengan alasan menunggu SILM (Sistem Informasi Lagu dan Musik)," lanjutnya.
SLIM adalah sistem yang memastikan data akurat lagu yang digunakan oleh user. Sistem ini rencananya dirilis Maret 2023.
"Saat ini dalam tahap uji coba," katanya.
"Kalau mau fair ya, sama-sama menunggu, jangan putar dulu lagu-lagu yang ada hak ciptanya," kata Johny.
(dar/dar)