Tidak bisa dipungkiri YouTube adalah salah satu media yang mampu menyebarkan karya-karya musisi. Bahkan lebih dari itu, musisi juga bisa mendapatkan keuntungan materi dari karya yang diunggah lewat platform tersebut.
Namun saat ini, karya itu dinilai kurang dioptimasi. Meski beberapa musisi sudah melek terhadap hal itu, tapi banyak juga yang masih bingung untuk melakukan optimasi karya di YouTube.
Fakta itu kemudian membuat Indonesia Digital Entertainment (IDE) untuk membantu para musisi. Karya-karya tersebut akan dioptimalkan dari segi jangkauan dan revenue.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
IDE lahir pada 2017 dan kini sudah menjadi andalan banyak kreator. Beberapa nama besar di industri musik juga sudah memberikan kepercayaannya, seperti Denny Caknan, Happy Asmara hingga beberapa label musik di Indonesia.
Kini, IDE juga sudah punya anak perusahaan, seperti Sosialoka sebagai agency digital dan TIMELESS e-Publisher sebagai publisher musik.
IDE juga menjanjikan sistem yang terintegrasi untuk para kreator yang ingin melihat pendapatan, kinerja dari karya mereka dan telah terhubung dengan platform langsung.
Selain itu, IDE juga mengklaim jika laporannya dibuat transparan. Hal ini dianggap penting agar musisi yang bekerja sama dengannya bisa benar-benar tenang.
"Kita mengandalkan kualitas. Kita fokus dulu ke kualitas produknya," ujar Gustiranda 'Evan' Mopili selaku CEO dan Founder IDE.
"Di perusahaan service, pastinya komunikasi harus bagus. Pelayanan kita di dalam dan diluar juga harus bagus. Kita dalam sorotan industri musik Indonesia karena kita banyak membuat perubahan dalam industri musik Indonesia," lanjut Miftah Faridh Oktofani selaku Co Founder dan CBDO of IDE.
(dar/pus)