Siapa sih yang nggak tahu dengan banyaknya musisi berbakat di Indonesia? Di Indonesia banyak musisi menghasilkan karya-karya yang luar biasa.
Bahkan dari mereka sudah ada yang namanya sampai ke luar negeri. Tidak sedikit nama-nama musisi Indonesia yang sampai terdengar ke luar negeri.
Tapi sayang musisi tersebut tak semuanya belum bisa menikmati hasil dari kesuksesannya. Hal ini menjadi kegelisahan tersendiri bagi Setiawan Winarto selaku CEO Netra.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Spotify Cabut dari Rusia |
"Problemnya dari dulu sampai sekarang sama musisi kecuali benar-benar sukses, mungkin, maaf kere," ungkapnya saat ditemui di Jakarta," bukanya saat ditemui di Jakarta.
Ia pun sedih ketika banyak musisi yang menjual alat musiknya untuk memenuhi kebutuhan pribadinya. Padahal mereka seharusnya bisa menghasilkan rupiah yang luar biasa.
"Musisi juga ada yang sampai menjual alat musiknya. Saya sendiri di 2021, dari jualan alat musik, 10 bulan dari 12 bulan itu rugi," katanya lagi.
Kemudian Setiawan melihat soal adanya potensi NFT yang belakangan marak disukai banyak orang. Dari sinilah, Setiawan mendirikan Netra.
Netra adalah platform NFT Indonesia yang memberikan tawaran solusi dalam masalah di kalangan musisi. Terutama masalah royalti.
"Visi utama Netra adalah untuk menjadi platform dan sebagai partner para musisi untuk memasuki dunia Web3, Blockchain dan
Metaverse sehingga mendapatkan penghasilan yang bagus. Saya ingin musisi bisa hidup sejahtera. Saya merasa ada harapan," jelasnya lagi.
"Penikmat musik sebagai investor juga. Kalau dulu beli CD hanya sekadar untuk mendengarkan karya musisi. Di NFT, seperti beli CD tapi juga punya saham. Yang akan dibagikan setiap tiga bulan sekali," tuturnya lagi.
![]() |
Banyak yang penasaran bagaimana Netra bekerja. Bryan Blanc sebagai COO Netra menjelaskan soal itu.
"Dengan menerapkan prinsip desentralisasi, keuntungan yang diperoleh melalui streaming musik akan langsung ditransfer ke musisi dan dapat diklaim oleh pemilik NFT Netra tanpa intervensi pihak ketiga. Dan dengan memanfaatkan teknologi blockchain, keamanan dan keaslian setiap transaksi bersifat terjamin dan transparan," ungkapnya.
"Memiliki NFT Netra berarti memiliki lagu yang dibuat oleh artis favorit kamu dan dibayar setiap kali lagu kamu diputar. Jadi kalau misalnya punya HP banyak, bisa aja diputar semua. Karena setiap mendengarkan selama 30 detik sudah terhitung mendengarkan satu musik. Intinya, makin banyak yang dengar, makin banyak royalti yang didapat," tandasnya.
"Langkah pertama Netra adalah fokus mendesentralisasikan industri musik untuk menjadi adil, transparan dan abadi. Karena sampai 10 tahun, 20 tahun dan seterusnya, royalti akan terus didapat. 50 persen ownership akan dibagikan kepada NFT holder dibagikan setiap tiga bulan," jelasnya lagi.
Disambut positif di halaman berikutnya
Simak Video "Olimpiade Akhiri Kemitraan dengan Seri Mario & Sonic"
[Gambas:Video 20detik]