Setelah beberapa saat dirilis, lagu Birdy dari Pamungkas langsung mencuri perhatian. Bukan karena prestasi dari lagu itu, tapi justru karena tuduhan plagiarisme.
Pamungkas disebut menjiplak karya orang lain. Beberapa penggalan liriknya tampak mirip dengan puisi berjudul Bluebird karya Charles Bukowski.
Namun untuk saat ini, Pamungkas mengaku belum bisa banyak memberikan tanggapan. Menurutnya isu itu terlalu sensitif.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Gue pilih untuk menahan dulu. Terlalu sensitif. Tujuan gue cuma pengen main musik aja, melakukan yang gue cinta. Gue nggak niat untuk akhirnya booming, gue bikin aja, kebetulan lagunya begini. Ada ekspektasi gue nggak boleh lakukan kesalahan," ungkap Pamungkas di channel YouTube Armand Maulana.
"Jadi untuk menjawab, akan terjawab ketika albumnya keluar. Cuma yang bisa dijelaskan, album ini yang menolong gue (bermusik lagi setelah ingin berhenti) untuk lanjut. Ya, kita tunggu aja lah," sambungnya.
Pamungkas juga menjelaskan dirinya merasa tidak percaya diri dengan karya sebelumnya. Ia bahkan terpikir untuk berhenti bermusik pada 2020.
Rasa tidak percaya diri itu ia rasakan setelah munculnya kritik Pamungkas tidak bisa menjadi dirinya sendiri. Kritikan itu hadir setelah rilisnya beberapa karya, termasuk album ketiga.
Baca juga: Pamungkas dan Pusaran Plagiat Lagu Birdy |
Terakhir, tudingan plagiarisme disampaikan oleh pegiat sastra, Hamzah Muhammad. Lewat beberapa unggahan Twitter, ia memperlihatkan kesamaan lagu Birdy Pamungkas dengan puisi Charles Bukowski.
"Problem Pamungkas bukan musikalitas. Tapi mentalitas. Single terbarunya Birdy tidak menawarkan pembacaan ulang atas The Bluebird Charles Bukowski. Birdy adalah parafrase yang buruk," tulis Hamzah Muhammad di Twitter.
"Setelah kasus plagiasi cover album, sekarang puisi. Rasanya ada yang belum selesai di dirinya," tutup Hamzah.
(dar/wes)