Kalian pasti sudah tahu dengan lagu Mendung Tanpo Udan yang belakangan wara-wiri di media massa. Ndarboy Genk adalah penyanyi yang ada di belakang karya lagu tersebut.
Tapi tahukah kamu jika mereka ternyata senang sekaligus gelisah saat lagu tersebut meledak di pasaran. Hal ini diungkapkan Ndarboy Genk saat menggelar jumpa wartawan memperkenalkan album terbarunya.
"Soal Mendung Tanpo Udan itu aku senang sekaligus gelisah. Gelisah karena aku pikir, apa yang harus aku buat dan kasih lagi setelah ini," ungkapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dan akhirnya ya ini saya buat album ini juga yang menguatkan saya sampai akhirnya buat ini, berani mencoba. Ini sebetulnya pembuktian saya dan juga awal buat saya belajar lagi. Trigger teman-teman untuk 'ini lo seniman dan musisi tidak dipandang dari membuat apa, gimmick atau goyangan viral tapi kita bisa juga berkarya lewat ide'," paparnya lagi.
Akhirnya mereka pun membuat album yang berisikan 10 lagu di dalamnya. Lagu-lagu dalam album tersebut adalah Moro-moro Teko dan nanti ada juga Selamat Tinggal Kekasih.
"Tajuknya ini Cidro Asmoro, saya menulis album ini sejak dua tahun lalu, dari kisah masa lalu saya. Ini jadi 10 lagu dan ini saya kemas dalam satu album. Lagu ini ciptaan saya yang belum pernah dirilis," sambungnya lagi.
Ndarboy pun memiliki tujuan mengapa sampai akhirnya merilis lagu dan album ini. Ia mengatakan ingin dangdut enak dipandang semua kalangan.
"Aku merilis album ini dengan tujuan agar dangdut enak dipandang, tidak dipandang sebelah mata. Ndarboy ingin mempersembahkan yang terbaik, kita ingin produseri ini sendiri tanpa label, kita bisa lebih inti dan bersyukur dari Jogja bisa fenomenal," tuturnya lagi.
Dalam kesempatan itu, Ndarboy juga memberikan satu jawaban soal banyak yang menyebutnya penerus mendiang Didi Kempot.
"Saya nggak peduli sama sebutan itu ya, itu mungkin bisa disebut gimmick di dunia digital. Saya ajak teman-teman Ndarboy, 'ayo berkarya dengan diri sendiri'," tuturnya.
"Sebutan itu cuma permainan gimmick, saya nggak percaya itu dan nggak peduli. Saya berkarya tulus, itu yang penting. Kalau tadi sebut Suriname, ya kita ingin membangun lagu lawas, yang di mana membangun kenangan. Semoga nanti Ndarboy Genk juga membawa hiburan ke sana. Bukan disebut sebagai penerus, cari pengakuan dan lain. Wah bukan itu. Yang penting awet dan berkarya. Kami cuma meneruskan perjuangan, sebagaimana pak Didi Kempot. Kasarnya Didi Kempot ya, Didi Kempot, Ndarboy ya Ndarboy. Berproses dengan diri sendiri," tutupnya.
(wes/pus)