Rasa merupakan salah satu hal yang berperan penting dalam lahirnya karya. Terkadang para musisi rela menunggu sebuah rasa muncul agar lagu yang ditulis terdengar lebih meyakinkan. Berbagai suasana hati, misalnya senang, sedih, hingga bimbang bisa menjadi inspirasi terciptanya sebuah lagu.
Bagi penyanyi Teza Sumendra, waktu yang pas untuk dirinya bisa menggarap lagu adalah ketika dirinya sedang gembira. Kepada detikcom dalam wawancara virtual, Teza mengungkapkan bahwa ketika ia sedang bahagia kreativitasnya dalam menciptakan lagu mengalir dengan lancar.
Hal itu pula yang turut mempengaruhi tema dan sudut pandang yang ia tuang kan dalam lagu-lagunya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari semua lagu-lagu saya, dari 2015 sebenarnya tema lagunya tuh it's all about having fun gitu loh. Saya hampir nggak pernah bikin lagu yang sedih. Semua lagu-lagu saya tuh temanya senang-senang," ujar Teza Sumendra.
"Saya tuh kalau sedih, kalau lagi nggak mood malah nggak kreatif gitu, lho, nggak jalan. Jadi creativity-nya muncul pada saat mood-nya lagi bener, lagi senang, lagi enak gitu," sambungnya.
Meskipun lagu dari Teza Sumendra didominasi oleh tema bersenang-senang, rupanya ia mempunyai lagu yang berkesan secara personal. Teza mengungkapkan WKNDCRUISIN' memiliki kesan tersendiri sebab lagu tersebut terinspirasi bukan dari seseorang melainkan dari lingkungan di sekitarnya.
Teza mengatakan, "Itu (lagu WKNDCRUISIN') satu-satunya lagu yang nggak terinspirasi dari orang tapi dari society. Jadi alasan saya berkesan karena apa yang saya tulis di situ pengamatan saya terhadap society dan gimana saya bisa keep up sama itu, gimana saya tetap bisa menjadikan persona-persona online yang saya lihat sebagai penyemangat untuk bisa kayak mereka (orang lain)."
Selain menciptakan lagu saat suasana hati sedang bagus, Teza juga menerapkan gaya hidup dan kerja yang seimbang demi menghindari stress. Ia tak mau terlalu berambisi dalam bermusik tapi tidak lantas melupakan pekerjaannya sebagai musisi. Selama pandemi pun ia mengakui bahwa dirinya bukan orang yang sangat produktif.
"Ada masa dalam satu tahun kemarin ngumpulin materi-materi giat dan gencar gitu sembari nabung. Terus kayak ada masa-masa saya cuma rebahan doang di kamar," aku Teza.
"Dibilang produktif banget, nggak, tapi ada yang saya kerjakan yang berhubungan dengan mini album. Mungkin itu juga cara saya menyeimbangkan pekerjaan dan istirahat, di mana kita lagi nggak bisa ke mana-mana. Ya sudah kalau misalnya lagi ada waktu saya bikin (lagu) tapi kalau misalnya lagi malas saya ikutin aja kemalasan saya. Kayaknya itu deh coping mechanism saya supaya saya nggak stress," lanjutnya.
Meski demikian, tentunya ada masa ketika dirinya merasa buntu. Cara Teza menghadapi kebuntuan itu justru dengan menulis lagu lain.
Ia membeberkan, "sejauh ini kalo writer's block dalam satu lagu, oh ya udah coba bikin lagu lain, jangan stuck di satu ini aja. Jadi kalau misalnya yang satu udah buntu, oke jangan dipaksa, bikin lagu lain. Nanti pada saat mood-nya udah dapat lagi, lanjutin lagu yang kemarin, biasanya saya gitu sih. Jadi nggak berkutat di satu aja gitu."
Ketika ditanya apakah pernah merasa bosan dengan musik, Teza Sumendra dengan tegas menjawab tidak. Hal itu dikarenakan, baginya, mendengarkan musik merupakan bagian dari kegiatannya setiap hari.
"Bosan banget sama musik tuh nggak, karena setiap hari saya dengerin lagu, berarti kan itu saya nggak bosan sama musik. Cuma kalau misalnya dalam pekerjaan, dalam aktivitas, ada jenuhnya, ada capeknya untuk keep up sama industri gitu," ucapnya.
Kejenuhan sebagai musisi yang kerap datang menghantui menurut Teza Sumendra adalah konsekuensi dalam berkarier. "Konsekuensi sih, menurut saya. Jadi kayak kebosanan kalo diturutin, bisa dibilang, 'Kalau saya nggak kerja, ya saya nggak makan,' gitu aja. Jadi saya selalu ingat istilah itu untuk bikin saya tetap stay on track gitu lho," tutur Teza.
(srs/srs)