The Brandals belakangan telah mengeluarkan tiga single yang menjadi jembatan untuk album baru mereka, yakni Retorika (2018), The Truth is Coming Out (2020) dan Belum Padam (2021). Album yang akan keluar nanti, akan menjadi yang kelima bagi mereka setelah The Brandals (2003), Audio Imperialist (2005), Brandalisme (2007) dan DGNR8 (2011).
Pada Desember 2020 lalu, The Brandals ditinggal oleh gitaris Tony Dwi Setiaji yang merupakan salah satu personel formasi awal dari band yang terbentuk sejak 2002 itu. Rupanya, Tony memutuskan keluar setelah album mereka 80 persen rampung.
Menurut para personel The Brandals, album baru yang akan mereka rilis nanti masih digarap berlima. Sehingga karakteristik suara gitar Tony masih kental terasa dalam lagu-lagunya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti halnya tujuan mereka merilis single Belum Padam, dalam albumnya nanti, The Brandals juga ingin menyatakan bahwa hingga kini, semangat mereka untuk terus konsisten di musik masih lah berkobar.
Baca juga: The Brandals Belum Padam |
"Banyak yang berasumsi kalau ini tinggal berempat, ini kayak counter-nya kami, sebenarnya nggak juga. Album ini juga sebenarnya masih album berlima, masih ada Tony di sini. Jadi nggak ada misi tertentu, cuman mungkin misinya mau menyatakan The Brandals masih kenceng lah gitu," ujar Eka Annash dalam wawancara virtual dengan detikcom, baru-baru ini.
Bila ditilik dari waktu keluarnya DGNR8 pada 2011, ada jarak satu dekade hingga akhirnya mereka akan mengeluarkan album kelima. Para personel The Brandals satu suara mengatakan jarak waktu yang terbilang lama itu dikarenakan adanya berbagai persoalan internal band dan urusan masing-masing yang harus dituntaskan.
"Sebenarnya nggak ada niatan harus satu dekade dulu terus baru kami ngeluarin lagi. Mungkin umur dari personelnya, ya kami kan nge-band ada yang berkeluarga, ada yang sudah kerja, ada juga ego-ego dalam bermusik yang butuh proses panjang untuk menjadikan semua jamming-an lagu kami," jelas PM.
![]() |
PM menambahkan, selama proses penggarapan album, waktu memang terasa berjalan begitu cepat. "10 tahun memang nggak berasa, tiba-tiba setahun lewat. Kami lagu banyak, tapi untuk menyaringnya menjadi satu album yang merepresentasikan The Brandals yang terbaru, kami baru pede insya Allah tahun ini," urainya lagi.
Selain proses penggarapan lagu yang terbilang memakan waktu panjang, menurut Firman, ada hal lain yang menyebabkan album tersebut baru dapat diwujudkan tahun ini.
"Di sisi lain, kami juga ditinggal drummer sebelumnya, almarhum Rully meninggal. Selain kamu sibuk masing-masing, di internalnya juga ada yang harus kami rapihin. Ya, ada banyak lah faktor kenapa kami jadi lama prosesnya," kata dia.
The Brandals mengatakan, rata-rata lagu yang digarap dalam album dibuat dengan proses bermain musik bersama-sama (jamming).
Band beranggotakan Eka Annash (vokal), Radit Syaharzam (bass), PM Mulyadi (gitar) dan Firman Zaenudin (drum) itu juga tidak menampik, seiring berjalannya waktu, pengetahuan para personel The Brandals akan musik pun bertambah. Hal itu juga yang membuat mereka melakukan banyak revisi ketika menggarap sebuah lagu.
"Sebagian besar sih jamming ya, jamming terus kami rekam live, kami telaah, kami pastiin lagi tuh struktur lagunya. Habis itu panjang lagi, kadang-kadang ada apalagi pas sudah masuk studio," cerita Radit.
"Kami band yang sudah mau ke album kelima. Pasti dalam bermusik sudah banyak ilmu yang kami dapatkan selama ini, itu yang menyebabkan kita jadi BM (banyak mau). Bagus sih sebenarnya, kami memperkaya musik kami," sambung dia.
(srs/wes)