Roy Sungkono Bagi Cerita Perjalanan Arah, dari Akting Jadi Nge-Band

"Kalau syuting kan gue bisa berpura-pura untuk menjadi vokalis. Gue cuman ambil mindsetnya vokalis dan kepercayaan diri untuk gue benar-benar nyanyi. Kalau kami disuruh beneran sebagai sebuah band itu kan beda acara. Emang gue harus beneran jadi vokalis," ujar dia.

"Berembuk lah kami, karena salah satu personel kita, Gilbert Pohan, itu dari Jogja. Dia harus bolak-balik Jogja-Jakarta kalau ada promo lagu-lagu Arah. Sepakat nggak kalau jadi sebuah band beneran? Mereka semua setuju akhirnya," sambung Roy.

Meski terbentuk dari proses penggarapan serial, Arah justru lebih dulu merilis mini album. "Nah, seriesnya akhirnya belum ditayangin, akhirnya malah EP-nya dulu yang keluar," katanya.

Roy Sungkono pun mengatakan dirinya sebenarnya sudah lama memiliki hasrat untuk bermusik. Dia pun tidak menyangka kesempatan itu justru datang lewat pintu yang tidak ia duga, yakni berakting sebagai vokalis.

"Gue dari dulu di hati tuh ada, kayaknya gue bakal jadi vokalis deh. Entah kenapa, lo, gue nggak ngerti dan itu udah beberapa kali mau terjadi (jadi penyanyi), mau mulai nggak jadi, tiba-tiba dari sebuah series gue jadi punya band beneran, itu menurut gue kayak magic gitu. Entah kenapa emang ada arahan ke sana," tuturnya.

"Kayaknya gue bakal jadi vokalis deh, entah solo, entah band, itu udah terserah Tuhan. Untuk gue sendiri senang banget untuk bisa masuk ke bidang musik dan bisa jadi soundtrack sebuah film," terang dia lagi.

Terbentuk dari serial, Roy Sungkono tidak ambil pusing dengan citra Arah yang dianggap sebagai 'band film'. Dia lebih memilih untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan yang datang padanya dan mencoba untuk fokus pada musik yang diproduksi Arah.

"Ada juga yang bilang ini tuh 'band film'. Jadi pro kontra gitu. Gue menganggap apa yang lo bicarain tentang arah ya publikasi, sih. Tapi yang jelas lagu-lagunya bagus. Gue pertama kali denger, kenapa menerima Arah sebagai sebuah band karena gue PD (percaya diri) dengan karyanya," ungkap Roy.