The Panturas Bawa Nuansa Pecinan dalam Balada Semburan Naga

Wawancara Eksklusif

The Panturas Bawa Nuansa Pecinan dalam Balada Semburan Naga

Dyah Paramita Saraswati - detikHot
Minggu, 29 Nov 2020 10:20 WIB
The Panturas, .Feast, Soundstream
Foto: dok. Istimewa
Jakarta -

The Panturas baru-baru ini mengeluarkan single berjudul Balada Semburan Naga. Dalam lagu itu, mereka menggaet Adipati dari The Kuda sebagai kolaborator. Ada nuansa khas Tiongkok yang hadir baik dalam musik maupun video klip dari Balada Semburan Naga.

Band beranggotakan Abyan Nabilio atau Acin (vokal), Rizal Taufik atau Ijal (gitar), Bagus Patria atau Gogon (bass), dan Surya Fikri atau Kuya (drum) mengaku memang sedang ingin menggali berbagai nuansa dan jenis musik lainnya dan mengawinkannya dengan surf rock yang menjadi fondasi dari musik mereka.

"Bisa dibilang sih, itu (menambahkan nuansa Tiongkok) sih kami ngelakuin spontan banget. Kayaknya kalau ada nada-nada chinese-nya menarik nih. Karena ini beneran spontan sih. Terus kayak pas dipikir-pikir, kami emang pengen bikin musik yang, jadi surf rock ini roots-nya di musik Amerika, kami pengen bikin jembatan yang terdengar lebih world music lah. Ini dikawinin sama musik ini, gimana ya jadinya," terang Kuya dalam wawancara virtual dengan detikcom, baru-baru ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Balada Semburan Naga digarap sejak Januari 2020 di sebuah studio di Jakarta. Proses penggarapan terbilang panjang karena ada beberapa eksplorasi yang The Panturas coba lakukan.

Salah satu pengembaraan musik The Panturas itu mereka wujudkan dengan memasukan instrumen baru yang belum ada di lagu-lagu mereka terdahulu, yakni kibor, synthesizer dan tehyan (biola Betawi).

ADVERTISEMENT

"Kami sebenernya pengen yang total aja. Secara gitar dan kibor udah terdengar kayak musik chinese gitu. Kayaknya oke nih kalau ditambahin lagi, kayak musik-musik yang lain misalnya," jelas Kuya.

Ketika menambahkan instrumen tehyan dalam lagu, mereka membayangkan musik yang dihasilkan akan memberikan nuansa layaknya lagu gambang kromong maupun lagu yang menjadi latar musik ondel-ondel.

"Kayak ngedengerin ondel-ondel, sebenernya kepikiran gitu. Kalau ngedengerin musik ondel-ondel lewat, ini suaranya kayak musik Chinese. Nama alat musiknya tehyan dan kalau dicari-cari oh ternyata emang itu alat musik Betawi yang memang diserap dari budaya Cina," tutur Kuya.

"Kalau masukin alat musik ini ke lagu ini kayaknya lebih total deh. Emang kami pengen lebih mateng, jadi apa yang kita pikirin, masukin aja," sambung dia lagi.

Sedangkan pemilihan Adipati dari The Kuda sebagai kolaborator didasarkan pada unsur kedekatan dan juga kecocokan. Acin menyebut, cara bernyanyi Adipati yang seakan merongrong membuat terasa cocok dengan cerita yang ingin dituturkan Balada Semburan Naga.

Lagu tersebut memang menceritakan kisah keseharian mengenai seorang pria yang hendak mengajak kekasihnya berkencan. Akan tetapi begitu tiba di rumah kekasihnya, laki-laki itu malah bertemu dengan ayah dari kekasihnya.

"Kami memang sudah dekat karena sering disamperin juga di atas panggung. Dia tuh kalau di The Kuda nyanyinya marah-marah, cocok tuh berantem sama bapaknya pacar tuh. Makanya kita ajakin Adipati," kata Acin.

Nantinya, Balada Semburan Naga dipersiapkan menjadi jembatan sekaligus single pertama dari album kedua The Panturas.

Tidak hanya dalam Balada Semburan Naga, The Panturas juga berusaha melakukan penggalian secara musik dalam lagu-lagu lainnya yang akan tertuang dalam album. Ada sejumlah unsur yang mereka akan coba kawinkan dengan surf rock.

"Kami pun di next karya-karya kami nggak bakal selalu yang sound-nya sama. Bisa jadi ini Balada Semburan Naga ini salah satunya. Nantinya kami akan ada unsur Arabic juga, unsur musik Eropa pun ada," tutur Kuya.




(srs/dal)

Hide Ads