Melihat The SIGIT dari Dekat dalam Footnote

Melihat The SIGIT dari Dekat dalam Footnote

Dyah Paramita Saraswati - detikHot
Jumat, 02 Okt 2020 07:50 WIB
The Sigit
Footnote: The Sigit
Jakarta - Perjalanan karier The SIGIT akan dapat disaksikan melalui serial dokumenter bertajuk Footnote: The SIGIT. Serial dokumenter besutan Adika Hernandi itu akan ditayangkan di Pitchplay mulai besok, Jumat, 2 Oktober 2020.

Dalam serinya, penonton akan diajak mengetahui serba-serbi mengenai band beranggotakan Rekti Yoewono, Farri Icksan, Aditya Bagja, dan Donar Armando itu dari dekat.

Isi yang ditampilkan dalam serial dokumenter itu berasal dari dokumentasi yang dimiliki The SIGIT selama 16 tahun berkarya.

Tiap episode dari serial dokumenter tersebut mengangkat tema yang berbeda, mulai dari awal terbentuknya The SIGIT, "ritual" yang mereka lalukan sebelum naik panggung, pertemuan mereka dengan Absar Lebeh yang saat ini membantu pada gitar, hingga kisah kru dan teknisi dari band itu.

"Kenapa namanya Footnote, karena kadang footnote jadi hal yang tidak dibaca dalam satu buku. Cerita-cerita yang ingin saya tampilkan di sini adalah sesuatu yang mungkin belum terbaca," ujar Adika dalam konferensi pers virtual, Kamis (1/10/2020).

"Kami punya arsip yang lumayan lengkap, merekam berbagai macam hal dari zaman EP dulu hingga era Detourne kemarin. Setelah dirapikan, akhirnya muncul ide untuk punya serial dokumenter yang memang menampilkan banyak hal yang belum pernah dilihat orang banyak sebelumnya," tambah Rekti.

Footnote: The SIGIT musim pertama telah rampung digarap. Akan tetapi Adika Hernandi dan pihak band telah berencana untuk melanjutkan penggarapan musim berikutnya dari serial itu.

Menurut Adika, di musim berikutnya, ia akan mencoba menampilkan sisi yang lebih personal dari masing-masing personel The SIGIT.

Hal itu diamini oleh Rekti, menurutnya, dokumentasi perjalanan The SIGIT masih banyak yang belum pernah mereka bagikan sebelumnya.

"Ini kan (isinya) lebih ke sesuatu yang trivial, tapi malah menurut saya itu yang ada ada di perjalanan kami. Karena judulnya Footnote, jadi bahannya trivial tapi malah bahannya nggak habis-habis," terang Rekti lagi.


(srs/doc)

Hide Ads