Dipha Barus memiliki rencana jangka panjang untuk mengeluarkan sejumlah lagu dalam proyek kolaborasinya bersama sejumlah musisi mancanegara. Lagu-lagu yang dia keluarkan memiliki tema besar mengenai manusia dan bagaimana manusia menjalani kehidupan (humankind).
Sebelum adanya pandemi virus Corona, Dipha Barus sempat bertolak ke Los Angeles, Amerika Serikat untuk menjalani rekaman bersama para musisi yang menjadi kolaboratornya.
Namun rupanya rencana yang telah dirancang tidak selalu dapat berjalan mulus. Berkas musik yang memuat rekaman Dipha Barus dengan para kolaboratornya yang rencananya akan ia keluarkan tahun ini malah hilang bersamaan dengan rusaknya hard disk miliknya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi pertamanya gue memang nge-jam di LA, terus jadilah rough draft pertama. Ini quality audio-nya sudah bisa buat rilis sih, tinggal gue bikin verse keduanya. Gue udah nge-plan-in harusnya gue tuh bulan Mei awal gue ke LA lagi untuk rilis single habis itu promo media," ujarnya membuka cerita dalam sesi wawancara dengan detikcom.
"Gue ke Jakarta, file-nya ilang semua dan itu bukan cuman lagu CADE doang tapi semua lagu. Ada delapan lagu gue kolaborasi, nggak cuma sama musisi dari LA doang, tapi ada yang dari NY, Nashville sudah terbang ke LA buat nyanyi di situ hilang semua," sambung Dipha Barus.
Dipha Barus mengaku dirinya sempat merasa putus asa karena hal itu. Terlebih saat itu, dia tengah menyiapkan perpindahannya ke Bali bersama sang istri.
Bagai sudah jatuh tertimpa tangga, dirinya semakin merasa terpuruk ketika kondisi pandemi COVID-19 menjadi semakin parah di beberapa negara, termasuk Indonesia dan Amerika Serikat.
![]() |
Karena adanya masa pandemi, Dipha Barus tidak dapat kembali ke Los Angeles untuk mengerjakan ulang dan merilis lagunya di Negeri Paman Sam itu.
Dirinya yang saat itu tengah berada di Bali untuk mempersiapkan kepindahannya tidak dapat keluar dari Pulau Dewata, bahkan untuk pergi ke Jakarta untuk mengambil alat-alat rekamannya sekalipun karena adanya PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) yang menjadi aturan pemerintah.
"Gue sudah cloudy banget, kayak sudah mendung aja sih di sini gue (sambil menunjuk kepala). Gue harus shifting business, gigs gue ada puluhan yang di-cancel, kan ada project yang mau dijalanin dan dalam itu ada timnya dan timnya harus juga dipikirin gimana biar kita bisa tetap bareng-bareng," tuturnya.
"Sudah data gue hilang, gue nggak bisa balik ke US, tapi project gue nggak bisa di-postpone," cerita dia lagi.
Pada titik itu, Dipha Barus langsung terpikir ingin berhenti sejenak dari musik. "Ceritanya gue adalah ingin berhenti dari musik, apa gue pause dulu kali yah main musik," kata Dipha.
Dia pun bercerita pada istrinya bahwa ia ingin beristirahat sejenak dari dunia musik. Istrinya tidak melarang Dipha Barus, hanya saja ia menyarankan agar Dipha mengetahui terlebih dahulu apa yang akan dilakukannya bila benar-benar beristirahat dari musik.
Saat memikirkan apa yang ingin dia lakukan ketika keluar dari musik, Dipha Barus pun melakukan meditasi. Di situlah ia menyadari bahwa ia tidak dapat begitu saja keluar dari dunia yang telah digeluti dan cintainya sekian lama.
Titik Balik
Perlahan-lahan, Dipha Barus mulai bangkit dari keterpurukannya dan mencoba kembali membuat lagu setelah dirinya bermeditasi dan melakukan penyembuhan batin.
"Akhirnya gue sebulan self healing, terus gue kayak connect lagi sama guru gue mas Reza Gunawan, ngelakuin yoga kundalini, akhirnya bisa berkarya lagi, bisa nulis lagu lagi," kisahnya.
Dipha Barus akhirnya mencoba menggarap ulang lagu-lagu secara jarak jauh melalui dunia maya. Semuanya dilakukan dengan peralatan minimalis yang ia bawa ke Bali. Sebab masih ada banyak alat rekamannya yang tertinggal di Jakarta.
"Jadi pas gue di Bali ini nggak ada alat-alat studio, gue cuman ngerjain pake headphone, mini controller, di meja rias istri gue," terangnya.
![]() |
"Ternyata keputusan lo itu bakal keluar sendiri ketika lo relaks, beri ruang aja untuk tubuh lo relaks. Kedengarannya mungkin gampang, tapi untuk menuju situ tuh proses sih," lanjut dia.
Pada akhirnya, setelah harus berdiam diri di Bali karena pandemi, Dipha Barus akhirnya bisa menerima dan menemukan hikmah di balik itu.
Tertundanya ia kembali ke Amerika Serikat pada akhirnya membuatnya punya banyak waktu untuk kembali berhubungan dengan keluarga dan sahabat-sahabat dekatnya serta menghabiskan banyak waktu dengan istri dan hewan peliharaannya.
"Kalau nggak kan gue pasti tur terus balik lagi ke LA. Bersyukur sih gue. Kalau nggak ada ini (ujian), gue nggak bisa balik ke diri gue lagi," katanya.
(doc/doc)