Pernyataan CEO Spotify, Daniel Ek, menuai kritik dari kalangan musisi. Dalam sebuah wawancara, Daniel Ek menjawab mengenai jumlah royalti yang Spotify berikan pada musisi kerap dianggap sedikit.
Dalam wawancara dengan Music Ally yang diberitakan kembali oleh The Fader, Daniel Ek mengatakan bahwa pola orang mendengarkan musik telah berubah dan musisi tidak akan cukup hanya memproduksi satu album dalam tiga atau empat tahun sekali.
Baginya, saat ini musisi harus mengeluarkan karya secara berkala dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama sehingga jarak antara satu karya dengan karya lainnya tidak terlalu jauh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Para artis saat ini menyadari pentingnya menciptakan rasa keterlibatan yang berkelanjutan dengan penggemar mereka. Ini tentang membuat sebuah kisah dan menjaganya sebagai dialog yang berkelanjutan bagi penggemar kalian," ungkap dia dalam wawancara itu.
Hal tersebut mengundang kritik dari sejumlah musisi. Mereka menganggap bahwa Daniel Ek tidak benar-benar mengerti bagaimana cara musisi bekerja.
Salah satu yang bersuara dan mengungkapkan ketidaksetujuannya di media sosial adalah Mike Mills dari REM. Meski tidak setuju dengan apa yang dikatakan Daniel Ek, dalam kicauan berikutnya ia menjawab bahwa memboikot layanan streaming juga bukan merupakan solusi yang baik.
Penyanyi lainnya yang mengungkapkan ketidaksetujuannya adalah Nadine Shah. Di akun Twitter-nya, pelantun Kitchen Sink itu menuliskan:
"Jutawan Daniel Ek memberi tahu kita bagaimana kondisi saat ini (di industri musik). Apa yang kita lakukan? Saya lelah harus mengikuti apa yang perusahaannya mau dan mengeksploitasi diri saya dan pembuat musik lainnya."
"Kami membutuhkan seluruh komunitas musik (termasuk penggemar) untuk bersatu dan menuntut perubahan," sambung dia.
Penyanyi Jack Garratt juga ikut mengamini apa yang dikatakan oleh Nadine Shah. Menurutnya, memproduksi banyak lagu dalam tekanan untuk memenuhi pasar bukanlah hal yang baik bagi kesehatan mental para musisi.
"Begitu banyak perusahaan dalam industri musik yang membentuk kesehatan mental dari para artisnya dan kemudian menyangkalnya ketika kami mencoba memperbaikinya dengan meminta bayaran yang pantas," tulis dia.
(srs/doc)