Masih di bulan yang sama, festival Musikologi yang digelar pada 30 November 2019 di Senayan, Jakarta Pusat berakhir ricuh. Bahkan massa sempat bertindak anarkis dan beberapa penampil harus mundur dan batal tampil.
Namun tidak semua festival musik berakhir nestapa. Di 2019, ada sejumlah acara musik yang terbilang berhasil dan terselenggara dengan baik. Misalnya We The Fest yang berlangsung pada Juli 2019. Acara itu berhasil menampilkan Warpaint, Cigarettes After Sex, Joji, Rae Sremmurd, Troye Sivan, Daniel Caesar hingga Travis.
Synchronize Fest 2019 bahkan memberikan kejutan pada penontonnya dengan tiba-tiba menampilkan musikus legendaris Iwan Fals yang tidak ada di daftar line up sebelumnya. Menariknya, Synchronize Fest tahun lalu mencoba menjadi festival ramah lingkungan dengan mencoba menggunakan energi terbarukan dan menimalisir sampah.
Permasalahan lain yang tidak pernah ada habisnya untuk dibahas adalah persolan royalti dan pembajakan. Dalam diskusi yang berlangsung di Soreang, Jawa Barat pada November 2019 lalu, Sari Koeswoyo mengeluhkan sulitnya menertibkan pembajakan meski musik sudah terdigitalisasi.
"Bisa dilihat berapa banyak lagu Koes Bersaudara yang ada di YouTube, ada yang bentuk satu album, ada yang diketeng satu-satu dan semua dimonetasi dan kami tidak menerima apapun," ungkapnya.
Meski demikian, Sari melihat adanya harapan dengan adanya lembaga manajemen kolektif yang mengurusi urusan royalti dan hak cipta. Namun tetap saja, ia melihat banyak musisi tua yang masih belum mengetahui dan mendapatkan perihal haknya.
"Ketidaktahuan musisi tua benar-benar membuat mereka tidak sejahtera. Konteks hari ini lebih jauh baiknya, karena ada laporannya," ucapnya.
Simak Video "Video Apresiasi Keluarga WR Supratman Atas Perilisan Vinyl Indonesia Raya"
[Gambas:Video 20detik]